Tag Archives: U Janevalla Bandung

Review: U Janevalla Bandung

Di tengah-tengah kesibukan, akhirnya saya bisa kembali lagi ke sini untuk nulis review baru. Things have been quite crazy lately. Ada kerjaan ini itu, ada proyekan ini itu, ya segala macem. Semoga aja tetap dikasih kesehatan supaya bisa melewati semua ini dengan lancar. Amiin. Oh, ya! Selamat Jumat Agung juga buat yang merayakan! Semoga kasih dan damai Tuhan selalu beserta kita semua.

giphy
Selamat Paskah dari saya yang liburan begini masih harus kerja~

Nah, untuk review kali ini, saya mau bahas satu hotel yang bisa dibilang masih baru di Bandung. Berlokasi di pusat kota, bangunan hotel ini tampak unik dan nyentrik, dan itu yang bikin saya penasaran. Ditambah lagi, hotel ini punya rooftop swimming pool dengan view yang keren banget. Kayaknya basa-basinya sampai sini aja, ya. Kita langsung bahas identitas hotel ini.

IMG_20190224_175331
Fasad U Janevalla Bandung

U Janevalla Bandung adalah sebuah hotel bintang empat yang berlokasi di Jalan Aceh no. 65, Bandung. Posisi hotel ini bersebelahan tepat dengan Aryaduta Bandung. Kalau dilihat dari luar, fasad dan eksterior bangunan yang asimetris ini tampak menarik dan nyentrik. Brutalist, I would say, dengan jendela-jendela berbentuk trapesium terdistorsi dan beberapa bagian yang menonjol keluar. Edgy lah pokoknya.

Desain Industrial tampak kental di hotel ini, dan bisa terlihat dari beton yang dibiarkan terekspos dan tidak bercat, lantai beton sederhana, aksen-aksen bersudut tajam (bukan rounded), dan pemilihan furnitur bernuansa Utilitarian. Kalau lihat sepintas, U Janevalla Bandung ini tampak seperti bangunan yang masih dalam pembangunan. Sebenarnya, memang konsepnya seperti itu, dan saya suka.

Ada 119 kamar dan suite room di hotel yang dibuka pada bulan April 2018 ini. Tipe-tipe kamar yang tersedia adalah Superior, Deluxe, Grand Deluxe, dan Suite. Tipe Superior sendiri memilki luas 24-28 meter persegi, sementara tipe Suite merupakan kamar duplex dengan luas 82 meter persegi. Fasilitas-fasilitas hotel sendiri mencakup restoran, rooftop bar, kolam renang, meeting room, gym, dan perpustakaan. Kayaknya, nggak banyak hotel di Bandung yang punya perpustakaan. Jadi, perpustakaan di hotel ini memberikan daya tarik tersendiri. Oh, ya! Hotel ini juga menawarkan konsep 24-hour stay. Jadi, kalau misalnya kita check-in pada jam 4 sore, kita bisa dapat late check-out pada jam 4 sore juga. Intinya sih kita bisa stay di hotel selama 24 jam.

Ketika menginap, saya pesan kamar Superior yang letaknya di lantai 8. Nah, untuk kamarnya sendiri saya rasa lumayan luas dan desain interiornya mantap betul, tetapi ada satu hal yang menurut saya agak mengganggu dari kamar itu. Ulasan lengkapnya dibahas di segmen berikutnya, ya!

Desain Kamar

Saya harus akui bahwa sejauh ini, hotel di Bandung yang menawarkan kamar dengan interior bergaya Industrial yang paling kental adalah U Janevalla Bandung. Dibandingkan hotel-hotel lain, si U ini menampilkan desain industrial yang menurut saya jauh lebih autentik.

IMG_20190224_142152
IMG_20190224_142303
IMG_20190224_142310
IMG_20190224_142333

Interior kamar tampil simpel dan sleek dalam balutan warna-warna monokrom. Putih, hitam, dan abu-abu; ketiga warna itu mendominasi interior kamar yang luasnya saya rasa 28 meter persegi (saya coba bandingkan kamar saya dengan foto kamar Superior yang posisinya beda, dan kamar ini tampaknya lebih luas). Dinding bata ekspos putih, langit-langit yang tinggi, lantai dan langit-langit beton, serta jendela full-height benar-benar menciptakan tampilan Industrial yang legit.

Untuk furnitur sendiri, desainnya lebih ke arah Utilitarian menurut saya. Kesederhanaan dari tampilan rak dan TV stand dari tiang besi bercat hitam dan papan kayu cokelat yang dipasang “apa adanya” justru jadi sesuatu yang menarik perhatian. Selain itu, saya juga suka tampilan tempat tidurnya, dengan headboard besi pendek bermotif chicken wire (silang-silang) dan nightstand bernuansa Scandinavian. Buat saya, desainnya ini maskulin banget. Saya menamainya kasur “anak bengkel”.

IMG_20190224_171739
IMG_20190224_173036

Pencahayaan ruangan memang kurang. Saya rasa karena memang sudah seperti itulah seharusnya supaya kesan Industrial-nya makin kental. Jujur saya suka dengan desain lampu gantung yang ada di atas nightstand. Selain itu, ada juga lampu baca untuk dinyalakan kalau mau baca novel sebelum tidur. Pipa pelindung kabel juga dibiarkan terekspos begitu saja dan ini yang bikin kamar ini makin Instagrammable.

Secara keseluruhan, kamar ini “saya” banget. Terlebih lagi, dengan outfit saya yang rocker pada saat berkunjung, saya ambil banyak foto di kamar ini. Di imajinasi saya, setelah manggung saya langsung pulang ke hotel, tidur di kamar ini, dan dengan kondisi agak mabuk langsung jatuhkan badan ke tempat tidur. Leather jacket dan sepatu bot masih dipakai, dan tangan mencoba ngambil kaleng bir yang ada di nightstand, tapi nggak bisa karena terlalu pusing. Actually, one of my dreams is to become a pianist for a rock band. Also, Jung Dong Ha is my idol.

Nah, setelah membahas kelebihannya, saya mau bahas satu kekurangan yang menurut saya sedikit mengganggu. Posisi kamar saya diapit oleh dua koridor yang panjangnya melebihi panjang kamar. Oh ya, koridor ini juga semiterbuka. Ini artinya, ketika saya buka jendela, saya bisa lihat koridor di luar, begitu juga orang-orang yang ada di koridor, bisa lihat ke dalam kamar.

IMG_20190224_144145
IMG_20190224_144141
IMG_20190224_173819
IMG_20190224_174136

Sebetulnya, posisi kamar saya ini ada keuntungan dan kelebihannya. Keuntungannya adalah kamar saya punya view yang lebih luas dan bagus ke arah pusat kota, terutama dibandingkan kamar-kamar yang posisinya di samping (ada yang jendela kamarnya hadap-hadapan sama jendela kamar di Aryaduta). Di sisi lain, kamar saya berada di antara dua koridor semiterbuka dan kaca jendela kamar saya pun bukan cermin dua arah. Saya udah buktikan sendiri dengan pergi ke ujung koridor dan lihat ke arah kamar. I can see everything inside clearly. Di siang hari pun, saya harus tutup gorden untuk jaga privasi.

Namun, kalau diperhatikan si koridornya, kita bisa lihat ada semacam planter yang dipasang di bawah railing kaca. Saya suka dengan pemasangannya karena mencerminkan bahwa hotel ini masih peduli terhadap lingkungan dan tetap ingin menyediakan ruang hijau terlepas dari keterbatasan ruang.

Kamar Mandi

Untuk kamar mandinya sendiri saya rasa cukup luas. Interiornya masih sama, mengusung desain Industrial yang cukup kental, dengan beberapa ubin berpola yang dipasang secara acak. Area shower dipisahkan oleh dinding beton. Area kloset dan wastafel terasa cukup lapang. Ada satu jendela dengan kaca buram yang kalau dipikir-pikir lagi nggak begitu berpengaruh ke suasana kamar mandi.

IMG_20190224_142510
IMG_20190224_142516
IMG_20190224_142533

Dua cermin trapesium bergaya futuristik dengan backlight terpasang di dinding bata ekspos berwarna putih. Bicara tentang produk mandi, U Janevalla Bandung menawarkan U Choose Programme yang memungkinkan kita untuk memilih aroma produk mandi yang diinginkan. Waktu berkunjung, saya pilih body lotion dan sampo aroma jasmine, serta shower gel aroma wild orchid. Kalau perlu mengeringkan rambut, hair dryer ada, tapi disimpan di dalam tote bag yang ada di bawah gantungan pakaian di samping televisi.

Area shower sendiri terpisah oleh dinding dan cukup luas. Hanya saja, di sini nggak ada rak untuk menyimpan alat-alat mandi. Walhasil, saya harus simpan botol sabun dan sampo di lantai. Agak merepotkan sih. Untungnya, ada shower tangan dan rainshower di sini. Pencahayaannya pun baik dan saya suka.

Fasilitas Umum

Sae’ Restaurant

Menempati dua lantai, Sae’ Restaurant merupakan restoran utama di U Janevalla Bandung. Sarapan pagi untuk tamu disajikan di sini, tapi di jam-jam lainnya, restoran ini juga tetap bisa dikunjungi, bahkan untuk umum. Untuk weekday, restoran ini buka hari Senin sampai Kamis, dari jam 6 pagi sampai 12 malam. Kalau weekend, restoran buka hari Jumat sampai Sabtu, dari jam 6 pagi sampai 12 malam.

IMG_20190225_074959
IMG_20190224_175257
IMG_20190224_215446
IMG_20190224_215501
IMG_20190224_215526
IMG_20190225_084709

Di lantai lobi, restoran terbagi jadi dua area, indoor dan terrace. Waktu sarapan, saya kebagian meja kosong di luar. Untungnya nggak hujan, meskipun cuaca mendung memang. Nah, menu sarapannya menurut saya enak. Saya pilih nasi kebuli dan kakap goreng, serta earl grey tea untuk minumnya.

Di lantai atas, ada bar yang cukup panjang buat pesan kopi atau minuman lainnya. Furnitur restoran sendiri masih bergaya Industrial/Utilitarian dan sepintas mengingatkan saya sama meja dan kursi di TK dulu. Di lantai atas juga ada teras, tapi waktu saya ke sana, terasnya dipakai sama orang-orang yang merokok. Selain itu, entah kenapa penempatan meja dan kursi di luar tampaknya terlalu rapat. Jadi, kesannya kayak sempit.

65 Rooftop Pool Bar

Bertempat di lantai teratas, 65 Rooftop Pool Bar di U Janevalla Bandung bisa jadi tempat nongkrong yang pas sambil lihat pemandangan kota Bandung dari ketinggian 9 lantai. Bar ini bersebelahan dengan kolam renang hotel. Sayangnya, seating area yang terlindungi kanopi menurut saya kurang besar. Sebagian besar kursi-kursi ditempatkan di area yang lebih terbuka, tanpa atap. Ini artinya kalau cuaca lagi jelek, tempat duduk yang tersedia jadi lebih terbatas, terutama kalau pengunjung lagi banyak.

IMG_20190224_174821

Untuk desainnya sendiri masih sama–industrial, tapi dengan sentuhan vintage melalui penggunaan ubin-ubin printed design di tembok bar. Sisi timur bar dibatasi oleh dinding kaca yang dipasang dalam rangka besi berbentuk trapesium, senada dengan fasad bangunan yang banyka menampilkan bentuk-bentuk freeform. Pot-pot tanaman ditempatkan di dekat railing dan menjadi elemen hijau yang menyejukkan. Oh ya, rooftop bar ini buka dari jam 10 pagi sampai 10.30 malam. 

IMG_20190224_174832

Kolam Renang dan Gym

Nah, menurut saya inilah fasilitas yang paling kece di U Janevalla Bandung. Berada di samping rooftop bar, kolam renang di hotel ini punya bentuk yang memanjang, dengan sisi panjang menghadap ke arah Jalan Merdeka, dan sisi lebarnya menghadap ke Jalan Aceh. Railing kaca pembatas ditempatkan lebih rendah dari dinding kolam sehingga memberikan kesan infinity. Untungnya, tidak ada bangunan yang lebih tinggi di samping barat hotel sehingga dari kolam renang, kita bisa lihat pemandangan kota dengan lebih jelas tanpa halangan.

IMG_20190224_174449
IMG_20190224_174444
IMG_20190224_222448

Untuk menambah kesan tropis, di area kolam renang ada dua pohon kamboja. Di siang hari, biasanya pihak hotel menyediakan beberapa bean bag di atas dek buat duduk-duduk. Ada juga recliner di sisi utara kolam renang. Biasanya, orang-orang pada foto-foto di dinding ujung kolam renang. Hati-hati aja kalau mau jalan ke dinding sana supaya nggak kepeleset.

Nggak jauh dari kolam renang, ada gym. Untuk mengakses gym, kita hanya perlu masuk ke semacam gang kecil yang ada di samping lift. Ruangan gym-nya sendiri berada di sisi utara kolam renang. Dari segi peralatan sih memang nggak banyak. Di sini ada treadmill, exercise bike, dan elliptical trainer. Ada juga televisi di salah satu dinding ruangan.

IMG_20190225_093718
IMG_20190225_093703

Meskipun ada jendela-jendela besar yang menghadap ke arah Jalan Merdeka, ukuran gym ini tetap terasa kecil. Jatuhnya ini kayak gym pribadi yang ada di rumah. Nevertheless, gym di hotel ini tetap bisa jadi fasilitas yang mumpuni buat berolahraga.

Perpustakaan

Selain kolam renang, perpustakaan jadi fasilitas hotel yang saya suka. Berada di lantai mezzanine, perpustakaan kecil ini memang koleksi bukunya nggak banyak, tapi bagus-bagus. Nggak hanya buku buat orang dewasa, tetapi buat anak-anak pun ada.

IMG_20190225_084518
IMG_20190225_084537
IMG_20190225_084550

Koleksi bukunya memang hanya satu rak dan kebanyakan berbahasa Inggris. Furnitur yang dipakai punya sentuhan midcentury, terutama kursi lengan dan loveseat-nya. Di sini juga ada satu komputer yang bisa dipakai. Ya, hanya satu. Tapi, ada meja panjang yang bisa dipakai buat kerja pakai laptop. Kursi-kursinya ditempatkan menghadap ke arah Jalan Aceh. Jadi, lumayan lah untuk menyegarkan mata kalau udah jenuh.

Lokasi

Bicara soal lokasi, U Janevalla Bandung ini jadi salah satu pilihan akomodasi yang paling strategis. Berada di Jalan Aceh, hotel ini menawarkan akses mudah ke berbagai tempat di kawasan Jalan Merdeka dan Balai Kota Bandung. Kalau mau belanja nih, kita bisa jalan kaki ke BIP selama sekitar 5 menit, atau ke BEC selama 10 menit. Di dekat hotel juga ada Taman Ade Irma Suryani (dikenal juga dengan nama Taman Lalu Lintas), Taman Sejarah, dan Taman Balai Kota sebagai opsi tujuan wisata keluarga.

Dari Stasiun Bandung, jarak ke hotel kira-kira 10-15 menit kalau pakai mobil, tergantung kondisi lalu lintas. Berhubung Bandung tambah ke sini macetnya tambah nggak manusiawi, harap bersiap menghadapi kemacetan yang bikin pengen tobat rasanya.

Oh, ya! Hotel ini juga bersebelahan dengan Aryaduta Bandung yang menurut saya, memberikan semacam kelemahan tersendiri. Jadi, kamar-kamar yang posisinya berada di sisi timur ini punya jendela yang saling berhadapan dengan jendela kamar-kamar di Aryaduta yang posisinya di sisi barat gedung. Ini artinya bisa jadi jendela kamar kamu menghadap ke jendela kamar Aryaduta. Buat saya secara pribadi, ini nggak nyaman banget. Selain privasi bisa terganggu, akan awkward ketika kita liat-liatan dengan orang di kamar Aryaduta.

Kesimpulan

Interior bergaya industrial dengan sentuhan utilitarian jadi keunggulan U Janevalla Bandung. Buat orang-orang yang suka foto-foto, interior kamar dan beberapa ruang publik di hotel ini pas banget jadi latar foto. Jujur saya sendiri jatuh cinta sama interior kamar yang saya tempati. Hanya saja, memang posisi kamarnya membuat privasi agak terganggu.

U Choose Programme yang ditawarkan pihak hotel jadi salah satu keunggulan lain. Dengan program ini, pengunjung bisa pilih sendiri mini bar gratis yang bisa dinikmati, jenis aroma produk mandi, jenis bantal yang mau dipakai, dan semacamnya. Adanya program ini bikin kunjungan terasa lebih personal.

Untuk fasilitas sendiri, hotel ini menyediakan rooftop swimming pool, rooftop bar, restoran, MICE amenities, perpustakaan, dan gym (walaupun kecil). Saya rasa fasilitasi segitu sih udah mumpuni, apalagi dengan kehadiran perpustakaan. Koleksi bukunya memang nggak banyak, tapi cukup asyik sih buat dinikmati. Ada buku Spongebob Squarepants di sana. Ayo coba cari bukunya!

Berdasarkan situs resmi hotel, kamar ditawarkan dengan harga mulai dari 36 dolar Amerika Serikat atau sekitar 520 ribu rupiah. Secara keseluruhan, U Janevalla Bandung memberikan saya pengalaman menginap yang unik dan “gue banget”. Interior bergaya industrial “totok” dan furnitur dengan sentuhan utilitarian pas banget sama penampilan saya yang ke arah rockabilly ini. Memang ada satu atau dua kekurangan, tapi hal tersebut nggak lantas merusak kunjungan saya. Berbagai fasilitas yang dihadirkan juga melengkapi liburan singkat saya di kota Bandung.

Pros & Cons

πŸ‘πŸ» Pros

  • Desain kamarnya mantap betul! Interior bergaya industrial dengan sentuhan utilitarian itu udah perkawinan the best lah. Saya juga suka dengan langit-langit beton yang dibiarkan apa adanya dan dinding bata ekspos putih di kamar.
  • Fasilitasnya lengkap, termasuk rooftop swimming pool dengan pemandangan kota Bandung yang keren.
  • Dekat ke mana-mana. Mau ke mal tinggal jalan kaki 5-10 menit. Beberapa tujuan wisata keluarga murah meriah juga bisa dikunjungi dengan berjalan kaki.
  • Ada perpustakaan kecil di hotel. Koleksi bukunya nggak banyak, tapi bacaannya lumayan menarik. Inget! Ada buku Spongebob Squarepants!
  • Planters yang dipasang di dekat railing koridor menjadi elemen hijau yang membuat hotel ini semakin unik dan eco-friendly. Senang aja sih liatnya. Ijo royo-royo bikin adem mata.
  • U Choose Programme memungkinkan tamu buat personalize sendiri kunjungannya ke hotel. Tamu bisa pilih jenis aroma produk mandi, jenis bantal, produk mini bar gratis, dan lain-lain.

πŸ‘ŽπŸ» Cons

  • Privasi saya di kamar agak terganggu karena posisi kamar yang diapit oleh dua koridor semi-outdoor. Pengunjung yang jalan sampai ke ujung koridor bisa ngeliat isi kamar saya melalui jendela. Buat jaga privasi, curtain harus sering ditutup.
  • Beberapa kamar punya jendela yang berhadapan langsung dengan jendela hotel sebelahnya. Ini juga jadi privacy problem sih.
  • Gym-nya kecil.
  • Di area shower, nggak ada rak untuk simpan alat atau produk mandi. Walhasil, sabun dan sampo harus saya simpan di lantai.

Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😌βšͺ️
Desain: πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†
Lokasi: 🀩🀩🀩🀩🀩
Harga: πŸ’°πŸ’°πŸ’°