Tag Archives: Park View

Review: Park View Hotel Bandung

Review kali ini sedikit spesial karena teman sekelas saya pernah kerja di hotel ini. Kalau saya pulang dari PVJ, pasti lewat depan hotel ini karena lokasinya nggak jauh dari mal itu (kira-kira lima menit lah kalau jalan kaki). Saya menginap di hotel ini bulan lalu sebetulnya, tapi baru sempat tulis review-nya sekarang karena sibuk.

Pemilihan hotel ini sebetulnya didasari oleh keinginan saya untuk buat dan review hotel-hotel yang nantinya bisa dimasukkan ke daftar luxury affordable buat Bandung. Semoga saja sih saya bisa segera dapat lagi opsi buat ditambahkan ke daftar.

park-view-hotel-bandung
Fasad hotel. Foto milik pihak manajemen hotel.

Park View Hotel Bandung adalah sebuah akomodasi bintang empat yang berada di kawasan Sukajadi yang terkenal dengan deretan toko-toko dan mal Paris van Java, salah satu upscale mall di kota Bandung. Alamat lengkapnya adalah jalan Sukajadi nomor 153, Bandung. Posisi hotel ini tepat menghadap ke arah Taman Sukajadi.

Kalau dilihat dari depan, fasadnya tampakΒ majestic dengan empat pilar bergaya Corinthian yang menyokong langit-langit setinggi dua lantai dan dominasi warna batu. Mengusung tema Parisian, hotel ini punya 80 kamar yang terbagi ke dalam beberapa tipe, yaitu Deluxe, Super Deluxe, Executive, Junior Suite, dan Suite. Katanya sih mau ada Presidential Suite, tapi sepertinya belum jadi atau gimana. Setiap kamar punya desain yang sedikit berbeda, walaupun masih berada dalam cakupan tema yang sama. All about Parisian gitu lah intinya.

Untuk fasilitas, hotel ini punya restoran, meeting room, ballroom, dan kolam renang berair hangat (nah ini nih yang asyik!). Kamar yang saya tempati ketika menginap adalah kamar Executive di lantai tujuh. Secara keseluruhan, pengalaman menginapnya bisa dibilang oke lah, meskipun ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian pihak manajemen hotel. Ulasan lengkapnya saya tulis di segmen berikutnya ya!

Desain Kamar

Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya menempati kamar Executive di lantai enam. Posisi kamar ini berada di sisi kiri hotel (kalau kita berdiri ke arah barat), jadi view yang didapat dari jendela adalah view kota. Dari segi view sendiri, nggak banyak hal menarik yang bisa dilihat berhubung jendelanya mengarah ke area Pasteur dan bandara, jadi nggak banyak bangunan tinggi.

Di lift hotel terdapat poster yang menampilkan tipe-tipe kamar dan “julukannya”. Untuk kamar saya, julukannya adalah “Midnight in Paris“. Ukuran kamarnya bisa dibilang cukup luas, terutama mengingat furnitur-furnitur yang ada berukuran lumayan besar. HeadboardΒ kasurnya adalah bantalan quiltedΒ leather berpola diagonal dengan dimensi tile yang cukup besar. Kalau mendengar julukan “Midnight in Paris“, saya membayangkannya suasana yang lebih romantis, tetapi dengan interior kamar seperti ini, saya lebih mendapatkan vibe Hollywood Glamour sebetulnya, terutama ketika disandingkan dengan satu set table lamp di kedua sisi tempat tidur, which is not bad actually.

IMG_20181124_143236_HDR
Kasur berukuran besar dengan headboard raksasa yang glamor.
IMG_20181124_143030
Televisi kamar. Ukurannya cukup besar.
IMG_20181124_142815_HHT
Tempat tidur. Warna sarung throw pillow dan seprai panjangnya senada dengan headboard.

Kamar saya dilengkapi dengan in-room amenities wajib seperti televisi, AC, meja kerja, tea/coffee maker, dan koneksi WiFi. Ada juga kulkas kecil yang ditempatkan di dalam wooden chest klasik di samping meja kerja (saya suka desain si wooden chest-nya). Untuk WiFi, koneksinya kurang bisa diandalkan karena berkali-kali koneksi ke-reset dan saya harus log in lagi (bahkan kadang-kadang mau log in pun nggak bisa).

Dinding kamar sendiri dilapisi wallpaper dengan dua desain. Wallpaper dinding televisi dan pemisah kamar mandi punya desain yang lebih sederhana dengan warna cokelat krem terang. Sementara itu, wallpaper dinding ruang kerja dan ruang duduk tampil lebih cantik dengan pola damask. Ruang kerja di kamar ini adalah spot favorit saya. Armchair dengan sandaran tinggi berwarna lilac kecokelatan ditempatkan di samping jendela dengan tirai berwarna senada. Berseberangan dengan area duduk ada meja belajar klasik, lengkap dengan kursi kerja dan lampu belajar antik.

IMG_20181124_143006
Area duduk favorit saya di kamar.
IMG_20181124_142850_HHT
Meja kerja dengan lampu meja antik.
IMG_20181124_143054_HHT
Lemari pakaian, lengkap dengan safe box, bantal tambahan, dan slippers.

Di dekat pintu keluar, ada lemari yang memuat safe box, bantal tambahan, dan slippers. Space-nya cukup besar sih untuk ngegantung jas atau jaket. Untuk kekurangan kamar sendiri, di dinding pemisah kamar tidur dengan kamar mandi, ada sebagian wallpaper yang terkelupas (bisa dilihat ada di foto sebelumnya). Selain itu, lantai karpetnya menurut saya kurang bersih karena masih ada semacam sisa remah-remah cracker.

Kamar Mandi

Alasan saya pilih kamar Executive adalah karena ada bath tub. Sesekali memanjakan diri dengan berendam air panas nggak dosa, ‘kan?

Untuk kamar mandi, saya cukup senang karena ada telepon di samping kloset yang bisa digunakan untuk minta cebok ke bibi (inget jaman kecil ya kalau udah buang air besar teriak-teriak “Bibi! Cebok!”). Bath tub dipasang di samping jendela kaca yang mengarah ke tempat tidur. Sayangnya, hanya ada shower tangan dan keran. Tanpa rain shower, rasanya mandi kurang greget.

IMG_20181124_143111_HHT
Kloset dan bath tub
IMG_20181124_143130
Alat-alat mandi. Kondisionernya baunya nggak enak.
IMG_20181124_143137
Jendela kaca di samping bath tub supaya bisa nonton TV sambil berendam.

Hair dryer juga tersedia di kamar jadi kalau perlu mengeringkan rambut, ya nggak perlu telepon room service untuk pinjam alat pengering. Sayangnya, ada beberapa hal yang nggak saya suka dari kamar mandi dan memang perlu diperbaiki. Pintu bathroom counter rusak dan hampir menimpa kaki saya. Selain itu, lubang drainase bath tub ternyata bocor. Lebih tepatnya, penutupnya nggak ketat jadi air tetap berkurang. Blinds juga robek dan rusak, mungkin karena sering terkena air.

IMG_20181124_143153_HDR
Blinds yang rusak
IMG_20181124_143201_HDR
Shower tangan

Oh ya, satu hal lain yang bikin saya nggak ngerti adalah kamar saya dilengkapi dua pesawat telepon. Anehnya, pesawat telepon utama di kamar itu nggak berfungsi. Saya sampai coba cabut dulu kabelnya dan pasang lagi, tapi tetap nggak berfungsi. Ketika saya iseng coba pakai telepon di kamar mandi, eh malah bisa. Jadi kalau mau telepon harus ke kamar mandi dulu dong? Quite inconvenient.

Fasilitas Umum

Park View Hotel BandungΒ punya beberapa fasilitas umum untuk para pengunjung. Fasilitas yang saya suka adalah kolam renangnya. Berada di belakang restoran, kolam renang ini ukurannya memang nggak besar dan memanjang, tapi airnya hangat. Bahkan ketika saya coba di malam hari, airnya tetap kerasa hangat. Pas lah buat yang nggak suka dingin-dinginan kayak saya. Di dekat kolam renang juga ada semacam courtyard kecil yang dipakai para pengunjung buat simpan tas atau baju ganti. Kolam renang ini tampil cantik dengan tanaman rambat dan lampu-lampu di sampingnya. Sepintas mengingatkan saya dengan CafΓ© Parisiene di RMS Titanic.

This slideshow requires JavaScript.

Hotel ini juga punya ballroom dan ruang rapat. Untuk mengakses ballroom, pengunjung bisa naik grand staircase yang berada di dekat lobi, atau naik lift. Grand staircase ini bentuknya melingkar, tampil cantik dalam balutan marmer putih dan hitam dan railing besi dengan ukiran yang rumit. Di atas grand staircase sendiri ada chandelier besar dan di dinding sisi barat tangga, ada jam besar yang dipasang di dinding. Di bawah tangga, ada semacam frame besar yang mengingatkan saya dengan cermin Maleficent, tapi ternyata isinya adalah kursi. Properti ini jadi salah satu favorit para pengunjung yang foto-foto. Secara pribadi saya kurang suka dengan properti itu dan lebih memilih benda lain yang lebih sederhana untuk ditempatkan di bawah tangga. Grand piano, misalnya.

IMG_20181124_230940_HHT
View dari grand staircase
IMG_20181124_231009_HHT
Grand staircase, tampil cantik dalam balutan marmer hitam dan putih
IMG_20181124_231020_HHT
Reception area depan ballroom
IMG_20181124_231034_HHT
Jam antik
Restoran

Hotel ini punya restoran bernama Le Jardin yang lokasinya nggak jauh dari lobi hotel. Dari segi ukuran, restoran ini cukup luas, dengan set kursi dan meja makan yang besar. Desainnya masih nggak jauh-jauh dari Parisian, walaupun untuk beberapa aspek saya justru kebayangnya rumah Syahrini (interior-interior cetar gitu lah ala-ala rumah di sinetron), Hollywood Glamour, dan modern klasik. Wall paneling-nya punya sentuhan gaya Louis XVI, dengan ornate keemasan yang rumit.

Dari restoran, ada pintu menuju area kolam renang. Pintu itu merupakan satu-satunya akses ke kolam renang, jadi bisa dibayangkan kalau kita mau berenang pas jam sarapan. Agak awkward sih pasti. Untuk makanan sendiri sih saya nggak banyak komentar. Dari segi rasa, sudah decent, meskipun nggak bisa dibilang outstanding. Untuk variasi makanan, jatuhnya standar sih, standar menu-menu sarapan hotel. Ada jamu kalau yang biasa pagi-pagi minum jamu.

This slideshow requires JavaScript.

Lokasi

Dari aspek lokasi sendiri, Park View Hotel Bandung memberikan kemudahan untuk pergi ke mana-mana. Walaupun kawasan Sukajadi sering terkenal dengan macetnya, karena lokasinya dekat, dari hotel saya bisa jalan kaki ke PVJ. Di seberang hotel juga ada taman yang bisa dikunjungi buat bersantai sambil bawa anak-anak main ayunan atau perosotan.

Kalau dari Stasiun Bandung, hotel ini berjarak sekitar 15 atau 20 menit, tergantung kondisi lalu lintas. Selain itu, Rumah Sakit Hasan Sadikit juga hanya berjarak sekitar 10 menit dari hotel dengan kendaraan roda empat.

Kesimpulan

Mengklaim sebagai hotel pertama berdesain Parisian di kota Bandung, Park View Hotel Bandung memang punya desain yang cantik dan mewah. Meskipun secara pribadi saya merasa vibe-nya kurang kental, beberapa architectural elements di hotel ini mencerminkan sisi tersebut.

Interior kamar saya memberikan atmosfer romantis, tapi ke arah glamor. Sentuhan Parisian di kamar saya nggak begitu kentara, meskipun ya untuk kamar bertajuk “Midnight in Paris“, saya masih bisa membayangkan lah aspek romantisnya. Di malam hari ketika lampu-lampu kamar dinyalakan, efek pencahayaannya membangun suasana elegan. Terlebih lagi dengan jendela yang menghadap ke arah pusat kota. Bisa lah jadi “Midnight in Paris van Java“.

Maintenance kamar yang kurang baik jadi concern saya. Meskipun sederhana, masalah wallpaper yang terkelupas harusnya segera diperbaiki. Selain itu, kebersihan karpet kamar juga harusnya bisa lebih dijaga. Berhubung lantainya karpet, akan lebih mudah buat kuman dan kotoran menempel. Selain itu, fasilitas kamar mandi yang rusak juga harusnya diperbaiki, terutama pintu bathroom counter dan bath tub yang bocor.

Lokasi yang strategis membuat hotel ini jadi pilihan yang pas menurut saya, terutama dengan rate mulai dari 500 ribu rupiah per malam untuk kamar Deluxe (berdasarkan Tripadvisor). Kalau senang belanja di kawasan Sukajadi, hotel ini layak diperhitungkan. Di depan hotel juga ada taman kecil yang bisa dikunjungi buat bersantai sejenak dari ingar bingar perkotaan. Hanya saja, saran saya sih kunjungi taman ini di luar jam pulang kerja karena kemacetan jalan bikin suasana tenang di taman jadi hilang.

Pros & Cons

πŸ‘πŸ»Β Pros

  • Interior kamar tampil mewah dan elegan dalam tema Parisian (setiap tipe kamar beda-beda desainnya). Furnitur dan wall paneling-nya “kawin” lah istilahnya.
  • Pencahayaan kamar membangun suasana romantis di malam hari. Cocok kalau ingin datang untuk bulan madu.
  • Banyak tempat-tempat Instagrammable di hotel (salah satu spot yang sering dipake foto-foto adalah grand staircase di lobi).
  • Kolam renangnya berair hangat, cocok buat anak-anak atau siapa pun yang alergi dingin.
  • Untuk kamar-kamar di sisi kiri hotel, viewΒ kotanya lumayan bagus.
  • Hotel berlokasi dekat dari Paris van Java dan Taman Sukajadi.
  • Untuk pengalaman menginap di hotel dengan interior berdesain Parisian, rate-nya agreeable dan terbiang terjangkau.

πŸ‘ŽπŸ»Β Cons

  • Staf seharusnya lebih profesional dengan nggak lashing out ke sesama staf di depan pengunjung.
  • Lift terlalu kecil dan suasananya suram.
  • Maintenance kamar kurang bagus. Wallpaper dibiarkan terkelupas, furnitur yang rusak juga didiamkan, telepon di atas nightstand nggak berfungsi, tirai kamar mandi rusak, dan lubang drainase bathtub bocor.
Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😢βšͺ️
Desain: πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†βšͺ️
Lokasi: 🀩🀩🀩😢βšͺ️
Harga: πŸ’°πŸ’°πŸ’°