Tag Archives: jalan braga

Review: Crowne Plaza Bandung

Sebagai urang Bandung, saya sering mengamati perkembangan yang terjadi di kota saya, terutama di kawasan pusat kota dan area-area yang sering didatangi atau dilewati. Hotel baru, restoran baru, kafe baru, dan semacamnya. Flashback ke beberapa tahun silam, di Jalan Lembong ada bangunan pencakar langit yang sedang dibangun. Saya dapat informasi dari satu utas di Skyscrapercity kalau bangunan tersebut awalnya akan jadi Plaza Panasia, dan pembangunannya sudah dimulai dari tahun 1997. Dari strukturnya, bangunan ini kelihatan megah dan, terutama sebelum bangunan-bangunan tinggi mulai dibangun di sekitarnya, bangunan itu jadi hal yang menonjol. Namun, konstruksinya terhenti dan bangunan pun sempat mangkrak lama. Bisa dibilang lama banget soalnya sampai saya SMP, SMA, dan kuliah semester awal, nggak ada perubahan signifikan. Sempat jalan lagi, tapi berhenti lagi. Saya nggak tahu alasannya apa, sementara di sekitarnya udah mulai banyak bangunan pencakar langit lain. Dan akhirnya, konstruksi pun berjalan lagi dan saya mulai bisa lihat mau jadi seperti apa bangunan tersebut. Sekarang, bangunan ini berfungsi sebagai hotel bintang 5 di Bandung yang bulan Agustus kemarin sempat saya kunjungi.

review crowne plaza bandung

Crowne Plaza Bandung adalah hotel bintang 5 yang berlokasi di Jalan Lembong nomor 19, Bandung. Hotel ini (at least sampai saat tulisan ini terbit, ya) merupakan satu dari 3 properti IHG yang ada di Kota Kembang. Buat nyari hotel ini nggak susah karena bangunannya yang tinggi (23 lantai) bikin hotel ini gampang dikenali. Ditambah lagi, fasadnya megah dan ada satu bagian bangunan yang berbentuk melingkar. Ikonik. Saya takjub karena dari bangunan yang sempat mangkrak bertahun-tahun, akhirnya jadi hotel mewah yang—well—stylish.

Menurut informasi dari Tripadvisor, hotel mewah di Bandung ini punya 270 kamar. Dari situs resmi hotel, saya lihat ada 9 tipe kamar yang tersedia di Crowne Plaza Bandung. Soal fasilitas pun, hotel ini menawarkan pilihan yang beragam dan mumpuni. Ada gym, restoran, sky lounge, poolside bar, kolam renang, kids’ corner, spa, ruang rapat, dan ballroom. Sayangnya, waktu saya menginap, saya nggak bisa mencoba sebagian besar fasilitas hotel karena berdasarkan peraturan kota yang berlaku, beberapa fasilitas masih belum bisa dibuka. Sebetulnya, fasilitas seperti kolam renang bisa digunakan sih, tetapi di akhir pekan saja. Duh! Padahal saya pengen banget coba berenang dan nyantai di outdoor whirpool-nya. Gym, kids’ corner, dan sky lounge juga masih tutup waktu saya menginap, tapi saya sempat ambil dokumentasi buat fasilitas-fasilitas itu.

Salah satu hal yang saya suka dari hotel ini adalah lokasinya. Bukan hanya sekadar karena berada di pusat kota (dan bisa lihat lampu-lampu kalau malam), tapi juga karena jaraknya yang dekat ke mana-mana. Kawasan Jalan Braga, salah satu ikon Bandung bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 5 menit aja dari hotel. Oh, ya! Waktu berkunjung, saya menempati kamar tipe Deluxe dengan 2 single bed. Awalnya, saya rencana nginap dengan kakak saya, tapi karena satu dan lain hal, dia nggak bisa datang. Walhasil, si kasur yang satu lagi pun kosong dan saya langsung taruh koper dan laptop di atasnya supaya kasurnya nggak kosong melompong. Sempat ada insiden kecil waktu saya menginap, tapi saya apresiasi bantuan dan langkah dari pihak hotel. Saya pun dipindahkan ke kamar lain, tapi jadi ke kamar tipe King Junior Suite (terima kasih banyak, Crowne Plaza Hotel dan Pak Julius selaku GM hotel!). Ulasan lengkapnya di segmen berikutnya, ya!

Desain Kamar

Deluxe 2 Single Bed

Saya menginap selama 3 hari dua malam di hotel mewah di Bandung ini. Untuk malam pertama (eh? sama siapa?), saya menempati kamar tipe Deluxe dengan 2 single bed. Dengan luas 34 meter persegi, kamar ini terasa cukup luas meskipun ada dua tempat tidur. Nah, sebetulnya ada satu hal yang bikin saya bingung. Kalau saya buka aplikasi IHG di ponsel dan ngecek harga, untuk tipe kamar yang sama, beda arrangement tempat tidur, beda juga harganya. Ini berlaku untuk beberapa properti, ya, dan nggak hanya properti-properti di Bandung. Kamar dengan 2 single bed ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada kamar dengan 1 king bed (bedanya bisa sekitar 50-100 ribuan). Saya sempat tanya alasan perbedaan harga tersebut, dan jawabannya adalah “Karena lebih luas, Pak.” Padahal, bicara soal layout ruangan, mau 1 king bed atau 2 single bed, kamarnya tetap unya luas yang sama sebetulnya. Pada akhirnya, soal lebih luas atau sempit, itu karena ada satu furnitur tambahan, ‘kan?

Back to the review.

Bicara soal desain, semua kamar di Crowne Plaza Bandung punya interior bergaya kontemporer yang cukup stylish. Desain ini mengingatkan saya dengan saudaranya yang ada di Jakarta, Holiday Inn & Suites Gajah Mada. Palet warna earthy menjadi pilihan untuk interior kamar dan saya suka dengan accent wall berpola geometrik di belakang tempat tidur. Saya malah ingat satu area di Queen Elizabeth Walk di Singapura karena pola segi empatnya yang berundak. Area ini bahkan jadi salah satu setting di film Crazy Rich Asians (2018). Meskipun didominasi oleh warna-warna earthy yang lebih cerah dan muted, interior kamar masih terasa gelap. Entah karena jendelanya kurang besar atau karena memang pencahayaannya kurang banyak. Sebetulnya, kamar yang saya tempati ini layout-nya memang beda. Kalau lihat di foto-foto di galeri situs resmi hotel, jendela di kamar hotel ukurannya lebih lebar. Namun, kamar yang saya tempat punya dinding yang menjorok ke dalam sehingga jendelanya pun nggak selebar yang ditampilkan di foto. Kalau di malam hari, untuk tidur sih tingkat pencahayaannya sebetulnya nyaman. Namun, di sore hari atau malam hari sebelum tidur (pas masih nonton TV atau kerja, misalnya), saya rasa tingkat pencahayaannya masih kurang cerah.

Room amenities yang tersedia mencakup televisi 40 inci, alarm + Bluetooth speaker, WiFi, AC, tea/coffee maker, kulkas kecil, meja +kursi kerja, kursi lengan, dan meja kopi. Di atas meja kerja, ada cermin berbentuk lingkaran yang alih-alih fungsional, saya pikir lebih ke arah dekoratif karena posisinya cukup tinggi (atau mungkin saya yang terlalu pendek). Untuk yang mau touch up di meja kerja, bakalan susah sih karena harus berdiri, nggak bisa duduk. Jendela kamar saya menawarkan view ke arah utara. Yang bisa terlihat dari kamar adalah kolam renang dan bangunan-bangunan lain di sisi utara kota (terhalang sih sama Tera Residence, tapi gedung itu jadi background foto yang menurut saya sih cantik. Bisa dilihat di Instagram pribadi saya). Waktu saya tiba, di atas meja sudah tersedia buah-buahan segar, complimentary dari pihak hotel. Terima kasih banyak, Crowne Plaza Bandung!

Hal lain yang menarik perhatian saya di kamar ini adalah desain lemari pakaian. Lemari pakaian di kamar punya desain tertutup. Setrika, ironing board, bathrobe, slippers, dan electronic safe disimpan dengan rapi di dalam lemari. Hanya saja, gantungan yang tersedia nggak banyak. Di samping lemari, ada semacam panel kayu dengan desain Arabesque yang cantik. Tea/coffee maker dan kulkas ditempatkan di kabinet pendek di samping lemari.

Oh, ya! Waktu menempati kamar ini, saya sempat merasa kewalahan saat ngatur AC. Bukan karena saya nggak bisa pakainya, tapi karena suhunya tampaknya nggak berubah, meskipun saya udah atur dengan sesuai. Udara yang keluar terlalu dingin. Saya bahkan sampai atur ke suhu 28 dan kurangi kecepatan kipas pun masih dingin. Sempat saya matikan AC kamar karena suhu di kamar dingin banget dan alergi dingin saya agak kumat.

Kamar Mandi (Deluxe)

Untuk kamar mandi unit Deluxe di Crowne Plaza Bandung, ukurannya bisa saya bilang cukup luas. Interiornya didominasi marmer berwarna beige dan dilengkapi pencahayaan yang terang. Buat yang sudah baca review-review saya sebelumnya, mungkin tahu kalau saya nggak suka kamar mandi yang remang. Sebagai aksen, marmer berwarna hitam kecokelatan dipasang menyerupai “frame” yang mengelilingi cermin dan wastafel. Buat saya, elemen aksen ini yang bikin kamar mandi terlihat lebih elegan dan mewah, terutama dengan dua modern lantern yang digantung di sisi kiri dan kanan cermin. Kamar mandi unit Deluxe tidak dilengkapi his-and-hers sink, tapi berhubung saya nginep sendirian, hal ini nggak jadi masalah.

Kelengkapan kamar mandi mencakup timbangan, vanity mirror, dan hair dryer. Produk-produk mandi sudah jelas ada ya, dari shower gel, kondisioner, sampai grooming products. Untuk aromanya, buat saya sih nggak ada yang spesial. Ya, nice lah bisa dibilang. Yang saya suka dari kamar mandinya adalah adanya rainshower. Selain rainshower, shower tangan pun tersedia. Area shower ini cukup luas dan salah satu sisinya dipasangi kaca buram yang memisahkan kamar mandi dan area utama kamar. Pencahayaan juga bisa berasal dari kaca ini, terutama di siang hari.

Nah, di awal saya sempat bilang ada insiden, dan insiden tersebut terjadi di kamar mandi. Jadi, sebelum saya datang kamar tentunya dibersihkan dan didisinfektan terlebih dahulu. Langkah ini sangat saya apresiasi, terutama di masa wabah seperti sekarang. Namun, sepertinya staf housekeeping kurang teliti membersihkan sisa-sisa produk pembersihnya. Walhasil, di lantai kamar mandi saya lihat ada semacam bekas minyak atau produk pembersih. Awalnya, saya nggak pikirkan hal itu, tapi karena lantai yang licin, saya hampir jatuh di kamar mandi. Beruntung saya masih bisa jaga keseimbangan. Kalau nggak ‘kan mungkin saya jatuh dan kepala saya kebentur. Setelah kejadian itu, saya laporkan keluhan ke operator dan minta staf housekeeping datang untuk bersihkan lagi kamar mandi. Setelah dibersihkan lagi, untungnya lantai kamar mandi ngga begitu licin lagi, cuman tetap saja sih saya jadi agak was-was pas mandi.

Besoknya saat sarapan, saya ketemu dengan Pak Julius selaku GM Crowne Plaza Bandung. Ternyata, keluhan saya sampai ke beliau dan beliau minta maaf atas insiden yang saya alami. Kami juga ngobrol cukup lama, terutama soal pandemi dan dampaknya ke hotel. Ya, semoga aja pandemi ini (kalau pun tidak segera) bisa segera lebih terkendali. Oh, ya! Pak Julius juga menawarkan saya untuk pindah kamar dan ternyata, pindah kamar ini bukan sekadar pindah kamar. I got an upgrade!

King Junior Suite

Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya bukan sekadar pindah kamar, tapi ternyata dapat upgrade. Terima kasih banyak, Pak Julius dan Crowne Plaza Bandung! Unit King Junior Suite punya luas 60 meter persegi, hampir dua kali lipat tipe kamar sebelumnya. Dari segi desain, interior kamar nggak jauh beda dengan interior kamar tipe Deluxe. Palet warnanya masih sama. Elemen-elemen dekoratif seperti accent wall-nya pun sama. Bedanya, di sini ada sentuhan warna teal pada coverlet tempat tidur dan throw pillow di three-seater sofa. Sepintas saya jadi ingat Garuda Airlines.

Dengan luas 60 meter persegi, tentunya ada banyak ruang di kamar ini. Room amenities yang tersedia pun sama, hanya dilengkapi dengan espresso maker dan sofa. Yang saya sayangkan adalah, untuk kamar dengan luas seperti ini, televisi yang dipasang ukurannya terlalu kecil. Namun, selama menginap saya nggak banyak nonton TV sih. Ya, nonton lah satu, dua, atau tiga film dari Celestial Movies, tapi selebihnya saya kerja, tidur, dan berendam. Tipe King Junior Suite juga punya jendela yang lebih besar dan tentunya full-height. View yang saya dapat masih sama, tapi dengan “layar” yang lebih lebar, rasanya lebih seru. Cahaya matahari yang masuk pun bisa lebih banyak. Sayangnya, waktu sore ternyata turun hujan deras dan yang awalnya niatnya mau menikmati matahari sore, malah jadi ngegalau sambil ngeteh di pinggir jendela.

Oh, ya! For your information, selama menginap di Crowne Plaza Bandung, saya nggak pergi ke mana-mana (kecuali di malam terakhir, pergi ke minimarket karena harus beli obat). Saya di hotel terus dan nggak pergi-pergi. Ngapain aja? Ya itu tadi: kerja, tidur, berendam. Bisa dibilang kunjungan kali ini gabungan antara kerja dan istirahat. Maklum, saya sering kurang tidur.

Di malam hari, pencahayaan di kamar bisa dibilang sudah cukup. Berbeda dengan tipe sebelumnya, entah kenapa di tipe ini kamar terasa lebih terang, meskipun dari segi jumlah, lampu yang tersedia ya kurang lebih sama aja dengan tipe sebelumnya. I had a goodnight sleep and woke up feeling refreshed.

Yang saya suka lagi dari tipe King Junior Suite adalah adanya walk-in closet. Kalau di tipe sebelumnya, storage pakaian tersedia dalam bentuk lemari tertutup, di tipe ini ada walk-in closet. Panel bergaya Arabesque digunakan sebagai double sliding door ke walk-in closet. Nah, karena walk-in closet di tipe ini besar, saya malah sempat mikir ini kelihatan kayak sauna. Coba lihat aja sendiri di foto. Di dalam walk-in closet, tersimpan setrika, ironing board, bathrobe, dan electronic safe. Karena pintunya masih ada lubang-lubang, saya rasa agak, what’s the word… Ya intinya sih kalau bawa tamu ke kamar, tamu tetap bisa lihat ke dalam walk-in closet. But still, it’s a pretty good-size walk-in closet… with a big mirror!

Kamar Mandi

Kamar mandi untuk tipe King Junior Suite di Crowne Plaza Bandung sebetulnya nggak jauh berbeda dari kamar mandi untuk tipe Deluxe dari segi desain. Interiornya didominasi marmer berwarna beige. Frame marmer berwarna hitam kecokelatan pun bisa ditemukan mengelilingi cermin yang dimensinya lebih panjang. Modern lantern pun dipasang di area wastafel sebagai sumber pencahayaan sekaligus elemen dekorasi yang mewah. Untuk tipe ini, wastafel yang tersedia juga hanya satu, bukan his-and-hers sink.

Perbedaan utama yang ada pada kamar mandi ini adalah hadirnya bathtub. Ukurannya cukup panjang untuk satu orang. Apalagi, saya kan pendek. Jadi bathtub terasa lapang saat dipakai berendam. Keluaran air dari keran pun deras dan suhu air panasnya stabil (nggak mengalami penurunan atau “ngadat”). Dari segi luas, saya pikir nggak berbeda secara signifikan dengan kamar mandi di tipe sebelumnya sebetulnya. Kamar mandi di tipe ini terasa lebih luas, saya pikir karena sudut yang tadinya shower area digunakan untuk bathtub. Menghilangnya dinding kaca pemisah shower area membuat ruang terasa tambah luas. Ditambah lagi, penggunaan cermin yang bentuknya memanjang dan dibingkai marmer berwarna gelap makin memberikan kesan space yang besar.

Di sisi ruangan yang lain, ada kloset dan shower area. Karena dipindahkan ke sudut, walhasil luas shower area pun berkurang. Namun, ukurannya tetap cukup besar untuk bergerak leluasa. Shower tangan dan rainshower tetap tersedia di sini. Perlengkapan kamar mandi lainnya seperti timbangan, hair dryer, vanity mirror, dan produk-produk kebersihan ada di bathroom counter. So far, saya nggak punya keluhan soal kamar mandi. Saya bisa berendam dengan nyaman dan pakai bath salt. Apalagi, ada jendela kaca di samping bathtub. Saya tinggal pindahkan channel TV, besarin volumenya, dan nonton sambil berendam.

Fasilitas Umum

Mosaic All Day Dining Restaurant

Sebagian besar dining venue di Crowne Plaza Bandung berada di lantai dasar. Sebagai restoran utama hotel, ada Mosaic All Day Dining Restaurant. Sarapan diadakan di restoran ini. Hal pertama yang saya perhatikan adalah ukuran restoran. Luas banget! Bahkan, ada semi-outdoor area juga yang digunakan sebagai area merokok. Ada beberapa ruang VIP yang cocok untuk rapat atau sekadar makan dalam suasana yang lebih privat. Di sisi barat restoran, ada The Deli yang menyediakan berbagai dessert, kopi, dan teh.

Dilansir dari situs resmi hotel, Mosaic All Day Dining Restaurant di Crowne Plaza Bandung bisa menampung maksimal 214 pengunjung. Restoran ini juga mengusung konsep open kitchen. Jadi, sambil ngider nyari makanan, pengunjung juga bisa melihat para koki dan staf restoran memasak hidangan. Saya sempat main ke sini saat restoran tutup untuk ambil foto-foto, tapi saya takjub saat keesokan harinya. Ya, karena tutup, lampu-lampu restoran jadi dimatikan. Namun, saat dinyalakan, saya cukup kagum dengan interiornya.

Pada dasarnya, interior restoran didominasi palet warna netral. Skema warna yang sama juga berlaku untuk furnitur-furnitur restoran. Namun, sebagai color pop, dipasang beberapa panel kaca sandblast dengan warna transparan, biru aquamarine, dan ungu. Bahkan, di tengah restoran, ada island counter besar dengan pilar yang membentuk semacam payung atau cendawan di atasnya. Nah, waktu saya sarapan, si pilar ini diterangi lampu-lampu neon berwarna putih kebiruan dan ungu. Ada sedikit kesan cyberpunk yang saya tangkap dari penggunaan lampu-lampu tersebut, tapi hal tersebut nggak lantas menghilangkan keeleganan interior restoran. Melihatnya, saya langsung inget salah satu setting di sebuah drama Korea: bar di Hotel del Luna!

Soal menu sarapan, untuk ukuran hotel bintang 5 mungkin variasinya setara hotel bintang 4, tapi segi rasa sih udah decent. Salah satu alasannya mungkin karena tingkat okupansi yang sedang rendah dan kondisi juga sedang pandemi (hotel-hotel masih pada adaptasi tentunya). Kalau situasi sudah jauh lebih baik, mungkin station-station yang lain akan dibuka dan opsi makanan jadi jauh lebih beragam. Saya sendiri memang nggak banyak makan, tetapi buat saya, menunya sudah cukup lah. Untuk teh, kita bisa minta ke staf yang bertugas. Pilihan tehnya juga cukup variatif. Waktu saya menginap, tingkat okupansi hotel sedang rendah dan restorannya sepi. Selain itu, protokol yang berlaku juga ketat. Namun, saya senang karena saya duduk pun nggak perlu takut terlalu berdekatan dengan orang lain. Para tamu yang datang juga duduknya saling berjauhan.

Gym, Kolam Renang, dan Kids Corner

Sebagai fasilitas kebugaran, ada gym di Crowne Plaza Bandung. Seperti yang saya bilang sebelumnya, sebagian fasilitas hotel belum berfungsi saat saya menginap, dan salah satunya adalah gym. Namun, saya bisa ngintip ke dalam gym untuk melihat keadaannya. Dari segi ruangan, gym di hotel ini bisa dibilang sangat luas. Jenis peralatan yang tersedia juga beragam, tetapi dari segi jumlah, bisa dibilang terbatas. Untuk ukuran gym seluas ini, jumlah peralatan yang ada rasanya terlalu sedikit.

Salah satu keunggulan gym di sini menurut saya adalah view yang ditawarkan dari jendela. Dengan pemandangan kota Bandung, sesi olahraga rasanya akan terasa lebih mengasyikkan. At least, ada sesuatu buat ditonton lah sambil lari di atas treadmill. Jujur agak sedih rasanya karena saya nggak bisa bahas lebih mendalam soal gym di Crowne Plaza Bandung karena fasilitas sedang tutup dan saya nggak bisa pakai fasilitas tersebut untuk merasakan sendiri secara langsung pengalamannya.

Berada satu lantai dengan gym, ada kids corner untuk anak-anak (ya iya lah! Namanya aja kids corner). Area ini sangat luas dan, seperti halnya area bermain anak-anak pada umumnya, didekorasi dengan warna-warni ceria. Kids corner juga tutup saat saya berkunjung ke sana.

Di salah satu sisi ruangan, terdapat mainan anak-anak seperti perosotan dan rumah-rumahan. Di sisi yang berseberangan, ada beberapa meja dan kursi supaya anak-anak bisa mewarnai, menggambar, atau bermain. Saya nggak tahu apakah di dekat area seluncur ada ball pit apa nggak, tapi kalau ada, kayaknya akan lebih seru. Maklum, waktu kecil saya seneng banget kalau diajak main ke ball pit atau mandi bola. Padahal, dulu rame banget isu yang beredar kalau mandi bola itu wahana yang berbahaya bagi anak karena katanya di dalamnya ada silet dan, bahkan, ular berbisa. Sebetulnya sih kalau soal bahaya, ya bisa aja ada, tapi kalau soal silet sih kayaknya berlebihan. Kalau soal hewan atau bekas urine, memang bisa terjadi.

Fasilitas unggulan Crowne Plaza Bandung yang sayangnya nggak bisa saya coba adalah kolam renangnya. Damn! Ini kolam luas dan keren banget padahal! Waktu saya tiba di kamar, saya langsung lihat kolam renang dan sempat bingung karena area kolam kelihatan sepi. Saya pun tanya ke resepsionis dan ternyata kolam renang hotel hanya beroperasi di akhir pekan. Duh!

Kolam renang berada satu lantai dengan gym dan kids corner. Kalau kebetulan lagi nginap di hotel dan ada fasilitas gym dan kolam renang, saya sih biasanya nge-gym dulu sebentar, lalu berenang, lalu pakai sauna/jacuzzi sebelum mandi dan ganti baju. Nah, di Crowne Plaza Bandung, fasilitas-fasilitas itu tersedia, tapi sayangnya saya nggak bisa pakai. Walhasil, selama menginap pun nggak olahraga. Aduh!

Desain kolam renang di hotel ini bisa dibilang unik. Dengan bentuk memanjang, area kolam anak menyatu dengan kolam dewasa. Namun, area kolam anak yang dangkal mengelilingi area kolam dewasa yang berada di tengahnya. Bisa dibilang sih area kolam anak ini jadi semacam frame untuk area kolam dewasa. Tidak ada pemisah yang sifatnya permanen antara kolam anak dan kolam dewasa so parents, watch your kids! Ada dua area shower di sekitar kolam. Whirlpool berada di salah satu sisi kolam renang. View yang ditawarkan di area kolam renang juga sebetulnya lumayan bagus. Di area kolam renang juga ada poolside bar buat yang ingin beli minuman dan camilan.

Infinite Lounge and Resto

Crowne Plaza Bandung punya sky lounge bernama Infinite Lounge and Resto. Berada di lantai 22, lounge cantik ini menawarkan pemandangan kota Bandung sebagai daya tarik utamanya. Interior lounge mengusung desain rustic yang didominasi elemen-elemen kayu dan warna-warna earthy yang selain homy, juga membangun kesan elegan dan seksi.

Seperti halnya kolam renang dan gym, sky lounge ini pun tidak beroperasi. Padahal, tempat ini cocok banget buat nongkrong bareng teman atau romantic dinner dengan pasangan. Sofa-sofa bulky berbahan kulit ditempatkan di sisi railing dan jendela yang menghadap ke arah kota. Area lounge sendiri berbentuk setengah lingkaran (karena di sisi yang lain masih ada juga area lounge) sehingga view yang didapatkan dari sini tentunya bagus dan lebih beragam. Melangkah masuk ke sini, saya menangkap kesan rustic lodge di hutan atau pegunungan. Maklum, elemen kayunya dominan soalnya.

Di Infinite Lounge and Resto juga ada wine shop. Makanya, tempat ini cocok buat ketemu teman, ngobrol dengan rekan kerja, atau makan malam romantis dengan pasangan. Seadainya fasilitas ini buka waktu saya menginap, kayaknya malam-malam saya akan nongkrong di sini cukup lama. Ya, mungkin sambil nge-YouTube, beresin kerjaan, dan lihat pemandangan kota.

Connexion Lobby Lounge

Berlokasi di lantai lobi, Connexion Lobby Lounge bisa jadi dining venue alternatif di Crowne Plaza Bandung. Dengan atmosfer santai nan elegan, lounge ini merupakan tempat yang pas buat ngobrol dengan teman atau keluarga di sore hari, atau buat sekadar kerja. Desain kontemporer dengan warna-warna earthy diusung di sini. Meja dan kursi yang tersedia pun cukup banyak. Ditambah lagi, ada bar di sini. Cocok buat yang seneng nge-beer.

Di sisi selatannya, terdapat seating area yang saya pikir lebih elegan dan mewah. Area ini dipercantik dengan kursi lengan yang empuk berwarna violet dan oranye sebagai colour pop yang membuat interior terlihat makin hidup. Dengan langit-langit setinggi dua lantai, area ini saya pikir lebih cocok dijadikan tempat pertemuan yang sifatnya semiformal, apalagi dengan lantai karpet yang membuat suasana terasa lebih hangat.

Lokasi

Berdiri di pusat kota, Crowne Plaza Bandung jadi salah satu akomodasi bintang lima unggulan di kota Bandung. Pasalnya, meskipun bukan berada di jantung keramaian, hotel ini dekat dari mana-mana. Salah satu kawasan yang layak disambangi pas nginap di sini adalah Jalan Braga. Dari hotel, kawasan Jalan Braga bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 5 menit aja. Deket kok! Nggak jauh dari hotel, ada kawasan Jalan Sumatera yang di kiri kanannya banyak restoran dan kafe (dulu ada restoran favorit saya, namanya Indischetafel. Sayangnya restoran ini udah tutup 😢).

Dari Jalan Braga, kalau lanjut jalan lagi bisa sampai ke Alun-Alun Bandung. Kawasan ini berjarak sekitar 10-15 menit dengan berjalan kaki. Soal cari makan, sebetulnya nggak susah sih ketika kita menginap di Crowne Plaza Bandung. Di Jalan Braga, silakan pilih sendiri deh restoran dan kafe yang diinginkan. Ada juga Braga Citywalk, mal dengan beberapa pilihan restoran dan kafe. Di kawasan Alun-Alun Bandung sendiri ada banyak restoran dan kafe yang bisa dikunjungi. Untuk minimarket, kita memang harus jalan kaki ke Jalan Braga atau Naripan (ya kurang lebih 5 menitan) karena minimarket terdekat adanya di dua jalan itu.

Faktor lokasi membuat hotel ini juga menawarkan view kota Bandung yang keren. Jendela-jendela yang menghadap ke utara menawarkan view jalan Dago dan Gunung Tangkuban Parahu. Sayangnya, untuk beberapa kamar, view akan terhalangi oleh gedung Tera Residence. Kamar-kamar dengan jendela yang menghadap ke selatan punya view kawasan Jalan Asia Afrika.

Dari Stasiun Bandung, hotel ini bisa ditempuh dalam jarak sekitar 10-15 menit menggunakan kendaraan bermotor. Kalau dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, waktu tempuhnya sekitar 15-20 menit, tergantung kondisi lalu lintas.

Pelayanan

Segmen ini memuat pendapat saya mengenai pelayanan yang diberikan pihak hotel. Apa yang saya tulis bersifat subjektif dan bukan merupakan informasi umum, dan lebih merupakan pendapat pribadi. Experience yang saya alami bisa jadi berbeda dari apa yang orang lain alami. Tulisan dalam segmen ini tidak ditujukan untuk menjelek-jelekkan atau menurunkan reputasi hotel. Jika informasi yang saya tulis bersifat positif, semoga manajemen hotel bisa tetap menjaga kualitas layanannya. Jika bernada negatif, semoga bisa menjadi bahan perbaikan bagi pihak hotel. 

Selama menginap dua malam, saya bisa menilai kualitas layanan di Crowne Plaza Bandung. Salah satu keuntungan long stay adalah kita bisa merasakan layanan yang diberikan properti dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga kita bisa lihat apa saja kelebihan dan kekurangannya. Dari check-in, saya jujur merasa cukup puas. Sebagai anggota IHG Rewards Club, saya dapat recognition sebagai anggota waktu check-in (dan ini sudah ada aturannya, lho. Silakan cari dan baca informasi tentang privilege member IHG Rewards Club). Proses check-in juga nggak bertele-tele dan relatif cepat.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya mengalami masalah dengan kamar mandi di kamar pertama saya (Deluxe Twin). Sangat disayangkan karena pihak housekeeping kurang teliti dalam membersihkan kamar mandi sehingga lantainya masih licin akibat sisa-sisa produk pembersih. Namun, tim housekeeping segera datang dan membersihkan kembali kamar mandi sehingga lantainya nggak licin lagi. Kecepatan tanggap ini sangat diapresiasi. Ya, namanya masalah kadang ada aja, tapi langkah yang diambil propertilah yang menentukan kualitas layanan hotel. Bukan hanya itu, besoknya saya pun ditawari untuk pindah kamar, dan ternyata bukan sekadar pindah kamar, tapi dapat upgrade. Saya sangat apresiasi langkah ini, meskipun sebetulnya masalahnya hanya ada di kamar mandi.

Secara keseluruhan, kualitas layanan yang diberikan Crowne Plaza Bandung sangat baik. Para staf juga ramah dan helpful. Bisa saya bilang, pelayanan dan kelas hotel sama-sama bintang lima.

Kesimpulan

New life for an old building. Gedung tinggi yang pembangunannya dulu sempat mangkrak akhirnya mendapatkan a new life sebagai hotel bintang lima. Crowne Plaza Bandung berhasil menawarkan kemewahan, kenyamanan, dan layanan unggul untuk saya. Kendala yang saya alami selama menginap berhasil ditangani dengan baik. Bahkan, langkah yang pihak hotel ambil menurut saya jauh lebih baik dari dugaan.

Desain kedua tipe kamar yang saya tempati cukup menarik. Sebetulnya, interior bergaya kontemporer bukan hal yang asing lagi. Namun, kekhasan kamar seperti accent wall dengan pola segi empat berundak dan divider kayu bergaya Arabesque menjadi ciri khas hotel ini. Ukuran kamar tipe Deluxe terbilang cukup luas dan fasilitas yang tersedia sudah oke lah. Hanya saja, untuk hotel bintang lima, rasanya kurang lengkap kalau di kamar mandi tipe terkecil tidak ada bathtub. Saya sempat telepon pihak hotel dan mereka menjelaskan bahwa untuk tipe Deluxe Twin, memang tidak tersedia bathtub. Namun, di tipe Deluxe King dan selanjutnya, bathtub sudah tersedia. Meskipun demikian, kekurangan itu dikompensasi dengan adanya rainshower, fitur kamar mandi yang saya suka.

Ah! Sekarang saya tahu kenapa tipe Deluxe King lebih mahal daripada Deluxe Twin!

Tipe Junior King Suite hadir dengan ukuran yang lebih luas dan jendela yang lebih besar, serta bathtub yang cukup besar dan panjang, cocok buat kalangan pebisnis yang datang untuk keperluan pekerjaan, tetapi di malam hari mungkin perlu merilekskan diri.

Fasilitas yang tersedia di Crowne Plaza Bandung sudah cukup lengkap. Sebagai fasilitas kebugaran, ada kolam renang, whirlpool, dan gym. Untuk anak-anak, ada kids corner. Dining venue di hotel pun beragam. Namun, saya hanya menyayangkan satu hal: sebagian masih pada tutup. Review saya rasanya kurang mendalam karena saya nggak mencoba fasilitas-fasilitas itu secara langsung. Ya, semoga ke depannya sih pas saya menginap di sana lagi, fasilitas-fasilitas yang ada sudah beroperasi. Duh! Saya pengen banget nyoba kolam renang dan whirlpool-nya!

review crowne plaza bandung

Dengan rate mulai dari 535 ribuan (berdasarkan Tripadvisor), Crowne Plaza Bandung bisa jadi opsi hotel bintang 5 untuk yang ingin menikmati pengalaman menginap di hotel mewah di Bandung dengan biaya yang relatif lebih terjangkau. Kalau di aplikasi resmi IHG sendiri, kadang saya dapat rate 600 ribuan (nett) per malam. Kadang-kadang bisa lebih murah lagi. Secara keseluruhan, properti ini memberikan kesan yang positif untuk saya sebagai hotel berbintang dengan layanan berkualitas dan staf bertalenta di pusat kota Bandung.

Pros & Cons

👍🏻 Pros

  • Lokasinya strategis dan berada di pusat kota. Ke mana-mana dekat dan bisa dengan jalan kaki.
  • Menempati bangunan yang tinggi, view yang ditawarkan dari kamar pun bagus-bagus. Untuk beberapa kamar dengan jendela yang menghadap. keutara, mungkin view terhalangi oleh Tera Residence but for me, it wasn’t a really big deal.
  • Fasilitas yang tersedia cukup lengkap (sayangnya waktu saya menginap belum banyak yang beroperasi karena peraturan pemerintah kota terkait COVID-19)
  • Saya nggak sebutkan ini di review, tapi sebetulnya banyak spot yang Instagrammable, termasuk grand staircase di dekat Mosaic.
  • Hotel ini punya sky lounge yang cocok banget buat romantic dinner atau nongkrong bareng teman-teman sambil lihat view kota Bandung di malam hari.
  • Kolam renangnya besar banget! Cocok pula buat foto-foto.
  • Tipe King Junior Suite punya space yang luas dan nyaman, dan walk-in closet yang gede. Cocok buat yang barang bawaannya banyak (terutama baju-baju yang digantung).

👎🏻 Cons

  • AC di kamar pertama yang saya tempati sepertinya rusak atau gimana. Indikatornya bilang 25 derajat, tapi rasanya kayak 18 derajat.
  • Untuk hotel bintang 5, sayang banget ketika tipe kamar terkecil pun nggak ada bathtub.
  • Nggak ada pembatas yang lebih permanen antara kolam anak dan kolam dewasa. Anak-anak kalau mau berenang harus diawasi ketat banget.
  • Insiden di kamar mandi yang terjadi cukup mengejutkan. Mungkin ke depannya, pihak housekeeping harus lebih teliti lagi saat bersih-bersih kamar dan pastikan sisa produk pembersihnya nggak tertinggal.

Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😌⚪️
Desain: 😆😆😆😆😶
Lokasi: 🤩🤩🤩🤩🤩
Harga: 💰💰💰