Tag Archives: Geary

Review: Geary Hotel Bandung

Sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, Bandung punya banyak hotel yang bisa dijadikan tempat menginap. Nah, kalau berkunjung ke Bandung pakai kereta, kemungkinan besar turunnya di Stasiun Bandung (yang jelas nggak akan mungkin pakai kereta tapi turunnya di bandara). Stasiun Bandung itu sendiri sebetulnya udah di pusat kota dan dikelilingi cukup banyak atraksi wisata, terutama buat wisata belanja.

Buat memenuhi kebutuhan mereka yang ingin liburan di kota Bandung, tapi nggak mau menginap jauh-jauh dari stasiun, ada banyak hotel di sekitar stasiun. Salah satu hotel yang pernah saya kunjungi di sekitar stasiun adalah Geary Hotel.

getlstd-property-photo
Interior kamar. Foto milik pihak manajemen.

Geary Hotel ini sebetulnya masih terbilang cukup baru. Hotel bintang tiga ini bertempat di jalan Kebon Kawung nomor 12 dan jaraknya dekat banget dari Stasiun Bandung. Jalan kaki dari stasiun sih palingan sekitar lima menit karena posisinya ada di seberang stasiun, nggak jauh dari Hotel Grand Sovia. Kalau saya lihat dari luarnya, hotel ini keliatannya kecil. Ternyata waktu masuk ke dalam dan menelusuri koridor kamar, bangunan hotel ini ternyata cukup besar.

tenor31
Don’t judge a book by its cover ya

Fasilitas hotel ini memang nggak banyak. Ada kafe di lantai lobi, serta ruang rapat. Waktu saya mau naik lift, di dekat area lift ada meja reservasi untuk layanan pijat. Saya nggak sempat coba layanannya sih, tapi kelihatannya enak ya apalagi kalau badan pegal-pegal. Oh ya, area parkir hotel juga bisa dibilang nggak besar jadi ketika nginap diΒ  musim liburan atau weekend, siap-siap nggak kebagian tempat parkir (ada sih sebetulnya area parkir di basement).

Geary Hotel punya 75 kamar yang terbagi ke dalam beberapa kategori, yaituΒ superior, deluxe, executive, dan suite. Yang saya tempat waktu itu kamar promo sebetulnya, tapi pas diperiksa lagiΒ ternyata ini masuknya kamar executive. Ulasan tentang kamar dan fasilitasnya saya bahas di segmen berikutnya ya.

Desain Kamar

Waktu menginap di sana, kamar saya ada di lantai lima. Nah, dari lift ke kamar saya ternyata cukup jauh karena kamar saya ada di sayap barat, sementara lift ada di sayap timur. Inilah yang saya bilang kenapa hotel ini dari luar keliatan kecil, tapi ternyata bangunannya besar. Oh ya, posisi kamar saya juga sebetulnya agak awkwardΒ dan dekat dari lift barang, tapi selama nginep di sana nggak terganggu dengan berisik aneh-aneh sih.

img-20180805-114240-largejpg
Kamar dengan twin bed. Dinding hijau tuanya saya suka!
img-20180805-114228-largejpg
Warna panel kayu televisinya agak nabrak dengan dinding hijau tua.

Ukuran kamar saya nggak begitu luas, tapi nggak bisa dibilang sempit juga. Kecil, tapi nggak bikin sesak. Terlebih lagi dengan jendela besar, kamar saya jadi terang dan keliatan lebih lapang. Ada study area kecil di dekat televisi jadi masih bisa lah kerja dengan nyaman. Kamar ini juga dilengkapi dengan kulkas kecil jadi saya bisa dinginkan Starbucks sisa sore.

Bicara tentang desain, interior kamar ini pada dasarnya sih modern minimalis. Furniturnya juga bergaya modern. Bisa dibilang sih standar hotel budget slash menengah lah kalau dari segi desain furnitur. Hanya saja, saya suka dengan warna temboknya. Hotel-hotel lain biasanya menampilkan warna-warna netral seperti putih, atau warna-warna earthy kayak krem dan cokelat, tapi Geary Hotel tampil “berani” dengan warna hijau tua. Awalnya saya pikir atmosfer kamarnya akan terasa dingin. Ternyata dengan pencahayaan yang pas, atmosfer kamarnya tetap terasa hangat dan nyaman. Di siang hari, kamarnya malah kerasa relatif sejuk karena warna dindingnya yang tua. Nah, dengan pintu dan furnitur berwarna cokelat tua, perpaduan yang dihasilkan antara warna hijau tua dan cokelat ini semacam mengingatkan saya akan bistro-bistro Perancis. Entah kenapa itu yang kepikiran.

img-20180805-114249-largejpg
View dari jendela kamar

Mengenai pemandangan dari jendela kamar, ada plus minusnya sih. Plusnya adalah jendela kamar saya menghadap ke timur jadi pasti kena cahaya mentari pagi yang indah. Selain itu, saya bisa lihat gedung-gedung tinggi di daerah pusat kota (gedung tinggi yang ada di gambar itu gedung Best Western di jalan Merdeka). Minusnya adalah jarak jendela kamar saya dengan jendela kamar lain cukup dekat. Walaupun sudah pakai sheer curtain, saya masih parno takutnya orang di kamar lain bisa lihat ke dalam kamar saya.

tenor4
Hmm aku takut diintip

Di lantai dua atau tiga, ada akses menuju “taman” atau lebih tepatnya disebut teras dengan rumput buatan. Nah, di lantai paling atas ternyata masih ada pembangunan. Kelihatannya sih untuk kamar-kamar lain. Untungnya, pembangunan di lantai atas nggak sampai mengganggu istirahat saya.

Kamar Mandi

Kalau di ruangan utama kamar dindingnya berwarna gelap, kamar mandi saya justru terang. Dengan balutan warna pasir (antara krem dan abu-abu) dan pencahayaan yang terang, saya merasa nyaman ketika mandi.

img-20180805-114158-largejpg
Kamar mandinya terang

Area showerΒ dibatasi oleh dinding kaca yang cukup tebal, tanpa pintu khusus. Kondisi shower aman terkendali dan pancuran airnya pun lumayan kencang, jadi enak lah buat pijat-pijat bahu pakai air panas. Gelas, sikat gigi, dan perlengkapan lainnya juga sudah tersedia jadi nggak perlu repot-repot ke minimarket kalau lupa bahwa sabun atau sampo.

img-20180805-114208-largejpg
Dinding kaca pembatasanya kelihatan nggak?

Nah, yang jadi masalah waktu itu adalah lubang drainase di area shower. Ketika saya mandi, si lubang drainase ini entah tersumbat, penuh, atau gimana. Yang jelas, si air kotor jadi tergenang cukup banyak. Ketika saya coba injak-injak si lubang drainase, barulah alirannya sedikit lebih lancar. Oh ya, antara area shower dan area kamar mandi lain juga nggak ada pembatas selain dinding kaca. Split level pun nggak ada. Ini artinya kalau si air menggenang cukup banyak, bisa-bisa banjir dan mengalir ke area kamar mandi yang lain.

Kafe / Restoran

Sebelumnya, saya udah bilang bahwa saya nggak sempat coba layanan massage dari hotel. Hari itu padahal badan lumayan pegal-pegal karena nyetir ke sana ke sini sebelumnya. Ditambah lagi Bandung macet jadi terbayang lah betapa lelahnya tubuh ini.

Di lantai lobi, ada Borgio kafe yang bisa dikunjungi oleh pengunjung hotel maupun umum. Nah, interior hotel ini lagi-lagi mengingatkan saya kepada bistro Perancis karena perpaduan warna hijau tua (saya sih bilangnya rainforest green) dan cokelat. Furniturnya bergaya modern ke arah rustic-industrial. Panel kayu di dinding memberikan nuansa elegan tersendiri buat kafe ini. Selain itu, pengaturan pencahayaannya juga bagus. Di siang hari, kafe ini cerah karena cahaya matahari. Di malam hari, kafe ini punya sedikit atmosfer sexy.

img-20180805-092931-largejpg
Kafenya cukup luas
img-20180805-092940-largejpg
Ada meja dan kursi bar yang menghadap ke arah taman

Nah ketika pesan kamar, saya nggak pesan kamar dengan breakfast. Walhasil, saya harus cari sarapan sendiri, tapi waktu itu memutuskan untuk ke kafe ini untuk lihat-lihat makanan. Ternyata di pagi hari, kafe ini disulap jadi breakfast area untuk para pengunjung. Menu a la carte belum tersedia sampai jam sarapan selesai. Setelah itu, baru pengunjung bisa pesan makanan dan minuman lain yang ada di menu.

Kesimpulan

Berada di daerah pusat kota, lokasi jadi aspek yang bisa dibilang paling menonjol dari Geary Hotel. Berjarak hanya sekitar 5 menit dari Stasiun Bandung, jalan kaki dari stasiun ke hotel sih nggak akan kerasa capek. Selain itu, hotel ini juga cukup dekat dengan beberapa mal, seperti Paskal 23 dan Istana Plaza (dua-duanya sekali naik angkot juga bisa).

Dari segi interior, memang hotel ini mengusung desain yang cukup standar sih untukΒ midscaleΒ hotel, tapi pemilihan warnanya yang bikin saya terkesan. Selain itu, furnitur dan in-room amenities juga dalam kondisi yang baik dan berfungsi. Ukuran kamar saya memang nggak begitu luas, tapi nggak terasa sesak. Terlebih lagi dengan jendela yang besar, cahaya matahari yang masuk juga banyak. Sehat lah buat badan intinya.

Lokasi yang strategis dan harga yang cukup terjangkau (kisaran 400 ribu sampai 1,1 juta berdasarkan Tripadvisor) membuat hotel ini bisa jadi pilihan yang baik untuk berlibur di Bandung, terutama buat para young traveler. Kenyamanan dan jarak ke beberapa tempat yang cukup dekat, termasuk stasiun membuat hotel ini layak dikunjungi. Interior kamar dan beberapa public space yang ada juga lumayan Instagrammable loh.

Pros & Cons

πŸ‘πŸ»Β Pros

  • Palet warna interior kamar memberikan kesan elegan dan berani (warna hijaunya mewah dan lebih ke arah maskulin kalo menurut saya).
  • View dari jendela cukup bagus.
  • In-room amenities cukup lengkap.
  • Lokasi strategis, hanya sekitar 5 menit jalan kaki ke Stasiun Bandung (pintu utara) dan cukup dekat ke beberapa mal.
  • Ada kafe dengan sedikit sentuhan bistro Perancis di lantai lobi.
  • Rate cukup terjangkau untuk hotel dengan lokasi strategis dan kamar berdesain modern-maskulin.

πŸ‘ŽπŸ»Β Cons

  • Posisi kamar saya membuat pengunjung di kamar lain cukup mudah lihat ke kamar saya. Sheer curtain kayaknya nggak begitu membantu.
  • Fasilitas umum hotel kurang banyak.
  • Tempat parkir hotel kurang besar. Kalau lagi ramai, ada kemungkinan bisa nggak dapat tempat parkir mobil.
Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😌βšͺ️
Desain: πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜Άβšͺ️
Lokasi: 🀩🀩🀩🀩🀩
Harga: πŸ’°πŸ’°πŸ’°