Tag Archives: budget hotel bandung

Review: RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2

Di Bandung, saya sering banget nemu properti-properti RedDoorz. Di setiap kawasan, setidaknya ada satu properti RedDoorz. Bahkan, di deket kompleks rumah saya pun ada satu properti mereka. Secara pribadi, saya memang jarang menginap di properti mereka, tapi kali ini saya berkesempatan buat melewati satu malam di salah satu properti RedDoorz yang lokasinya dekat banget sama Universitas Kristen Maranatha di Bandung. Kalau mau ke kampus, beneran bisa lewat pintu belakang! Lha wong saya aja makan siang di kampus sebelum check-in. He he he.

IMG_20190816_142003

RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 berlokasi di Jalan Sukamekar III No. 20, Bandung. Lokasinya persis bersebelahan dengan pintu belakang Universitas Kristen Maranatha. Gate ini dipakai buat akses motor atau pejalan kaki. Karena bangunannya homy banget, dulu saya mengira kalau properti ini semacam kost ekslusif. Fasadnya tampil cantik dengan dinding bata ekspos dan halaman depan yang cukup luas.Β Sebenarnya, properti bintang tiga ini punya namanya sendiri, yaitu Sekar Arum Butik Guesthouse, tapi karena listing yang lebih populer di Google adalah RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2, jadilah entri itu yang lebih sering muncul.

Ada 11 kamar yang ditawarkan di guest house mungil ini, tapi jangan salah! Walaupun kelihatannya kecil, kamar-kamarnya ternyata cukup luas. Desain interior menjadi daya tarik guest house ini, terutama dengan sentuhan tradisional Jawa dan permainan warna-warna earthy yang bikin nyaman saat menginap. Tipe kamarnya hanya satu dan dibedakan oleh penggunaan tempat tidur saja (double/twin). Untuk fasilitas sendiri, harus saya bilang nggak ada banyak pilihan selain public spaces dan ruang makan.

Nah, ulasan ini spesial karena saya kerja sama dengan pihakΒ RedDoorz. Di akhir ulasan juga ada kode promo yang bisa kalian pakai saat ingin melakukan pemesanan melalui aplikasi atau situs web RedDoorz. Ulasan lengkap dan kode promonya ada di segmen berikutnya, ya!

Desain Kamar

Saat check-in diΒ RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2, resepsionis yang bertugas menawarkan saya kamar yang mau dipilih. Karena kamar-kamar double bed tinggal di lantai bawah, akhirnya pilihan saya jatuh ke kamar nomor 1 yang posisinya tepat di samping area resepsionis (sebetulnya kamar ini disarankan karena sinyal WiFi-nya lebih kencang). Meskipun hanya punya satu tipe, ukuran kamar yang tersedia ternyata beda-beda, meskipun perbedaannya nggak begitu signifikan. Ketika saya cross-check ke Agoda, ukuran kamarnya berkisar antara 18-20 meter persegi. Saya rasa kamar saya luasnya 20 meter persegi karena cukup luas.

Interior kamar tampak hangat dengan dinding bata ekspos di salah satu sisi ruangan. Ada satu jendela kecil yang menghadap ke arah taman depan. Furnitur-furnitur kayu bergaya tradisional Jawa mendominasi ruangan. Salah satu furnitur yang menarik perhatian saya adalah cermin antik yang punya pengait pakaian. Dulu, cermin seperti ini ada di rumah nenek saya. Kesan homyΒ langsung terasa di kamar, terutama dengan pencahayaan warna hangat dan penggunaan warna-warna earthy. Atsmofer tradisional Jawa juga tercermin dari lukisan wayang dan penggunaan kain batik.

IMG_20190816_135149

IMG_20190816_135448

IMG_20190816_135522

Fasilitas kamar mencakup televisi, AC, koneksi WiFi. Air minum dan gelas juga tersedia di kamar. Yang saya sayangkan adalah di kamar nggak ada lemari pakaian. Kalau sebatas gantungan pakaian sih ada, tapi lemari sayangnya tidak ada. Selain itu, televisi yang dipakai juga televisi tabung. Memang membangun kesan nostalgic sih, tapi layarnya kecil dan suka berisik di bagian belakang tabungnya.

Oh ya, di kamar juga ada meja belajar yang merangkap sebagai vanity table. Sayangnya di dekat meja belajar nggak ada stopkontak. Ada sebetulnya, tapi terpakai untuk televisi. Akhirnya, saya terpaksa pakai counter table di dekat kamar mandi karena ada stopkontak kosong di sana. Mungkin kalau di kamar lain, posisi stopkontaknya lebih dekat dengan meja kerja.

IMG_20190816_135549

IMG_20190816_135326

IMG_20190816_141744

Satu lagi, karena konsepnya guest house dengan pintu kamar yang masih pakai kunci biasa, kamar nggak kedap suara. Ketika ada orang lain ngobrol di luar, suaranya pasti kedengaran ke kamar. Kebetulan posisi kamar saya juga ada di bawah kamar di lantai 2, perpindahan furnitur di kamar lantai atas kedengaran. Mungkin buat yang finicky dengan hal seperti ini akan merasa terganggu. Oh ya, tepat di depan kamar saya ada tea/coffee station. Kalau mau bikin teh, saya hanya perlu keluar kamar dan bisa langsung seduh teh atau kopi buat dinikmati di kamar. Teh, kopi, dan coffee maker tidak tersedia di kamar. Jadi, kita harus bikin kopi ya di luar kamar. Kayak tidur di rumah sendiri.

Kamar Mandi

Untuk kamar mandi, desainnya terasa natural melalui penggunaan batu-batu alam di dinding dan lantai. Area shower dipisahkan dari kloset. Untuk air panas, RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2Β menggunakan alat pemanas air rumahan (yang biasa dipasang di kamar mandi) sehingga volume air panas yang tersedia akan bergantung kepada air yang tersisa di tabung pemanas (dan buat manasin airnya pun cukup lama). Di sisi lain, ini ngingetin buat nggak buang-buang air sih.

Alat mandi sudah disediakan oleh RedDoorz. Ada sikat dan pasta gigi, sabun, sampo, sisir, dan handuk. Sebagai gantungan handuk, ada semacam tongkat kayu panjang yang diletakkan di dekat wastafel. Nuansa alaminya kerasa cukup kental di sini. Saya juga suka dengan penggunaan glass block sebagai akses masuk cahaya matahari dari luar. Oh ya, saya harus ingatkan ini. Kalau menginap di kamar nomor 1, siap-siap dengan split level di kamar mandi. Saya berapa kali kaget ketika masuk kamar mandi karena ada tiga split level di sini. Intinya sih watch your step.

IMG_20190816_135613

IMG_20190816_135628

IMG_20190816_141635

Fasilitas Umum

Bicara soal fasilitas, memang nggak banyak yang ditawarkan oleh RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 atau Sekar Arum Boutique Guesthouse. Ada banyak ruang publik yang bisa dimanfaatkan untuk ngobrol atau bersantai. Di dekat resepsionis pun ada ruang keluarga dengan televisi. Di dekatnya ada meja makan untuk enam orang. Layout furnitur dan interiornya homy banget. Beneran, rasanya kayak tinggal di rumah sendiri. Ada juga dapur, tapi saya nggak ke sana karena ketika saya intip, staf guest house pada diamnya di sana. BreakfastΒ disajikan di ruang makan, tetapi ketika tamu sedang banyak, saya rasa tamu bisa makan di ruang keluarga sambil nonton televisi, atau mungkin di teras depan. Ya, beneran deh rasanya kayak tinggal di rumah sendiri! Nyaman dan hangat!

IMG_20190816_142146

IMG_20190816_142049

IMG_20190816_142033

IMG_20190816_142317

IMG_20190816_142211

Di sisi timur ruang keluarga, ada koridor menuju kamar-kamar lainnya di lantai satu. Di depan koridor ini juga ada satu set meja dan kursi kopi bergaya antik, serta kolam ikan yang menjadi elemen air di ruang publik ini. Tangga menuju lantai dua berada tepat di depan kamar saya.

Melangkah keluar bangunan utamaΒ guesthouse, ada halaman depan yang cukup luas dan digunakan sebagai area parkir tamu. Ada ayunan di ujung teras, dan di dekatnya, ada kandang ayam hias. Staf guest house bilang bahwa pemilik memang pelihara ayam hias yang sengaja dibiarkan berkeliaran dan, uniknya, nggak kabur ke luar pagar! Oh ya, ayam-ayam ini juga kelihatannya jinak. Waktu saya dekati, dia nggak mencoba ngejar atau patuk. Such gentle chickens.

IMG_20190816_141833

IMG_20190816_141925

IMG_20190816_142003

IMG_20190816_142250

Beralih ke lantai dua, dari segi suasana nggak jauh beda dengan atmosfer di lantai satu. Furnitur-furnitur kayu antik mewarnai sudut-sudut ruangan. Ada juga tanaman hias yang bikin ruang publik terasa ijo royo-royo, dan tentunya masih dengan dinding bata ekspos yang membangun suasana hangat dan homy.

IMG_20190816_142449

IMG_20190816_142435

IMG_20190816_142518

IMG_20190816_142559

Untuk properti bintang tiga, minimnya fasilitas umum memang jadi sesuatu yang disayangkan. Informasi kelas hotel ini saya dapatkan dari halaman Tripadvisor-nya Sekar Arum Guesthouse dan halaman Agoda-nya RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2. Namun, kembali lagi sih. Dengan konsep guesthouse, saya rasa keterbatasan fasilitas mungkin terbayar oleh kenyamanan menginap dan desain interior yang Insta-worthy,Β nostalgic dan nyaman.

Lokasi

Berada di lingkungan kampus, RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 dikelilingi banyak banget tempat makan mahasiswa. Di depan properti sendiri ada beberapa warung makan yang bisa dikunjungi sebagai opsi makan murah. Jalan kaki sekitar 5 menit, kita sudah sampai di Jalan Surya Sumantri yang menawarkan lebih banyak tempat makan dan kafe.

Kalau dari Gerbang Tol Pasteur sendiri, properti ini berjarak sekitar 5 menit dengan kendaraan roda empat (ambil aja jalur keluar di sisi kiri jalan utama sebelum perempatan). Berada di jalan pemukiman warga, guest house ini kadang dikira kost eksklusif atau rumah biasa. Saran saya sih kalau ingin bepergian pakai GO-Jek atau Grab, patokannya adalah pintu belakang Maranatha. Posisi guest houseΒ berada di samping pintu belakang Maranatha. Saya aja makan siang di food court kampus jadinya. Oh ya, meskipun ada di lingkungan mahasiswa, ketika saya menginap saya nggak terganggu dengan suara bising. Pas siang sih ada lah sekelebat suara para mahasiswa pulang kampus, tapi di malam hari sih tenang-tenang aja lingkungannya.

Kesimpulan

Hidden gem. Jujur saya pun kaget karena ternyata ada properti unik di dekat kampus. Betul-betul dekat karena saya keluar lewat pintu belakang kampus, jalan sedikit ke barat, eh udah sampai di guest house. Dengan interior bergaya Jawa tradisional dan sentuhan natural, serta penggunaan warna-warna earthy, RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 menawarkan pengalaman menginap yang nostalgic, seperti ketika menginap di rumah nenek.

Ukuran kamar terbilang luas, terutama ketika menginap sendiri. Hanya saja, beberapa fasilitas kamar perlu di-upgrade atau ditambahkan (mis. TV tabung jadi LED TV). Terminal listrik juga bisa disediakan di kamar karena nggak ada stopkontak di dekat meja kerja. Kalau split level di kamar mandi, ya mau gimana lagi karena sudah bagian dari struktur bangunan sih. Selain itu, properti ini juga memang nggak punya banyak fasilitas umum, dan ini saya rasa cukup disayangkan berhubung guest house ini menyandang bintang tiga.

Selebihnya sih, RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 menawarkan akomodasi yang terjangkau, cantik, dan strategis. Dengan rate mulai dari 270 ribuan per malam (berdasarkan rate menginap kemarin), kita sudah bisa menginap dengan nyaman dan menikmati suasana yang homy. Bagi penyuka interior bergaya Jawa tradisional, properti ini layak untuk dipertimbangkan.

 

ADA HADIAH DARI A BOY IN A HOTEL ROOM!

Seperti yang saya bilang di paragraf pembuka, saya ada hadiah nih buat kalian yang mau nginap di properti-properti RedDoorz! Jangan takut bokek lagi! Kalau kalian melakukan reservasi melalui situs web dan aplikasi resmi RedDoorz, kalian bisa masukkan kode promo buat dapatkan diskon menarik! Nah, RedDoorz kerja sama nih dengan A Boy in a Hotel Room buat ngasih kode promo ini:

HEYBOY

Dengan promo ini, kalian bisa dapatkan diskon 25%Β untuk semua properti RedDoorz di Indonesia. YA! DISKON 25% LOH! Mau nginap di properti RedDoorz di Yogyakarta? Pake aja kode promo ini! Di Jakarta? Pake juga lah! ‘Kan berlaku untuk semua properti RedDoorz di Indonesia. Ketentuannya saya jelaskan di poin-poin berikut:

  • Promo berlaku untuk semua properti RedDoorz di Indonesia (termasuk properti Plus dan Premium). Buat properti RedDoorz di luar negeri kayak Vietnam dan Singapura, maaf nih belum bisa 😞 (doakan semoga ada lagi ya kerja sama buat kode promo yang bisa dipakai di luar negeri)
  • Promo ini berlaku untuk pemakaian satu kali per satu akun. Jadi, kalau kamu udah pakai kode ini untuk akun kamu, kode ini nggak bisa dipakai untuk yang kedua kalinya, tapi temanmu bisa pakai kok selama dia belum pernah pakai kode ini.
  • Kode promo ini nggak case sensitive. Mau huruf kapital semua atau huruf kecil, bisa dipakai. Asal jangan ngetiknya alay macam “h3YboY” atau “H3YbOy”, apalagi “H3YTaYo”
  • Kode ini setara dengan diskon 25%.
  • Kode ini berlaku hingga Agustus 2020. Nah ‘kan masih banyak waktu nih buat liburan! Santuy lah.
  • Kode hanya bisa dipakai untuk reservasi melalui situs web dan aplikasi resmi RedDoorz. Pemesanan via OTA nggak bisa pakai kode ini.

 

Pros & Cons

πŸ‘πŸ»Β Pros

  • Lokasinya strategis. Dari Gerbang Tol Pasteur sih sekitar 5 menit dengan kendaraan roda empat. Di sekitar properti juga banyak warung makan, restoran, dan semacamnya.
  • Desain interiornya memikat banget, terutama buat yang suka interior bergaya Jawa tradisional. Atmosfernya pun hangat, rasanya kayak nginap di rumah nenek.
  • Rate-nya terjangkau, sekitar 270 ribu per malam.
  • Karena konsepnya guest house dan public space-nya pun homy, RedDoorz Plus near Exit Toll Pasteur 2 cocok banget buat yang ingin pesan banyak kamar untuk liburan keluarga. Waktu saya check-out, ada orang yang datang dan nanya-nanya untuk pesan beberapa kamar untuk keperluan acara keluarga.
  • Ada ayam hias πŸ“πŸ£

πŸ‘ŽπŸ»Β Cons

  • Untuk akomodasi bintang tiga, fasilitas umum yang tersedia dirasa sangat terbatas.
  • Beberapa fasilitas kamar perlu di-upgrade.
  • Dengan konsep guest house, mungkin ekspektasinya perlu diturunkan kalau mencari kamar yang kedap suara. Saya juga lupa bilang bahwa meskipun aksesnya 24 jam, pulang malam nggak sebebas yang dibayangkan. Memang sih ada satpam yang bertugas, tetapi ya… Bayangkan aja deh nginep di rumah nenek dan pulang malem, lalu harus pencet bel dan terpaksa ngebangunin orang yang lagi istirahat.

 

Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😢βšͺ️
Desain: πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜Ά
Lokasi: 🀩🀩🀩🀩βšͺ️
Harga: πŸ’°