Category Archives: 2 Stars

Review: Cottonwood Bed & Breakfast

Kalau pulang dari kampus atau kelas, kadang saya lewatin hotel ini. Lokasinya memang tidak disangka-sangka dan ketika beberapa teman tanya soal lokasi hotel ini, tanggapan mereka setelah saya jawab adalah “Oh, ada hotel di sana?”

Ada. Dan hotelnya gemes maksimal!

cottonwood bandung
Fasad Cottonwood Bed & Breakfast. Sederhana tapi manis.

Cottonwood Bed & Breakfast berlokasi di jalan Mustang nomor B2/1A. Kalau anak-anak Maranatha atau Sarijadi sih kemungkinan tahu hotel ini atau daerah ini. Nah, buat yang jarang masuk-masuk ke jalan yang lebih kecil di kawasan Sarijadi atau Surya Sumantri, hotel ini tuh nggak jauh dari Gerbang Tol Pasteur dan kawasan Cibogo (kira-kira sekitar 10 menit lah dari gerbang tol kalau kondisi jalan lagi lancar). Untuk saya pribadi sih kalau bahas segi lokasi, hotel ini punya keuntungan dan kekurangan tersendiri. Keuntungannya adalah hotel ini nggak berlokasi di jalan arteri dan berada di kawasan pemukiman yang tenang sehingga saya bisa kerja dan istirahat dengan nyaman tanpa banyak gangguan. Kekurangannya adalah karena lokasinya bukan di jalan arteri, akses ke area komersial nggak begitu mudah, walaupun sebetulnya jaraknya dari gerbang tol Pasteur itu cukup dekat.

Akomodasi bintang dua ini mengusung konsep bed and breakfast. Untuk tipikal pengunjung yang nggak neko-neko dan butuh tempat untuk “tidur doang”, hotel ini udah memenuhi kebutuhan. Bangunannya sendiri nggak besar, dengan fasad yang bukan tipikal grandiose, tapi lebih ke arah cute (driver Grab saya bilang, “Lucu ya kayak rumah Barbie!”). Oke sip, pak! 🤓

Jumlah kamarnya nggak banyak; hanya ada 11 kamar yang terdiri atas 9 kamar biasa, 1 loft, dan 1 family suite room untuk 4 orang. Fasilitas hotel pun hanya ada restoran slash kafe dan satu plant nursery. Meskipun demikian, menginap di sini dijamin nggak menyesal karena lokasinya yang cocok buat menyepi dan desain interior kamar yang bikin betah dan gemas sendiri.

Desain Kamar

Untuk kepentingan review ini, saya sempat galau beberapa jam untuk pilih desain kamar yang diinginkan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, desain interior kamar di Cottonwood Bed & Breakfast ini unik dan menggemaskan. Asyiknya lagi, setiap kamar tampil dengan desain yang berbeda. Ini sih roman-romannya harus ke sana lagi buat coba nginap di kamar yang berbeda. Akhirnya, pilihan saya jatuh kepada kamar Popple Room yang ada di lantai dua.

Bicara tentang ukuran kamar, sebetulnya ukurannya sih nggak besar. Space kamar sebagian besar terisi sama tempat tidur double bed dengan seprai putih motif garis-garis warna biru yang memberikan sentuhan nautical. Supaya nuansa lautnya lebih kental, di samping tempat tidur ada lemari buku yang dibuat dari perahu yang dibagi dua. Cantik banget!

Di samping tempat tidur, ada meja belajar dan kursinya yang mengingatkan saya sama bangku dan kursi TK. Meja belajarnya ini dipasang di dinding dan entah kenapa saya merasa mejanya rentan jatuh (penahannya cuman satu). Di atas meja, disediakan terminal sebagai pengganti outlet listrik yang dipasang di dinding. Kurang A E S T H E T I C sih, tapi kelebihannya saya jadi punya banyak colokan buat charge ini itu. Di sini, saya mulai merasa juga bahwa kamar saya ini cocok jadi kosan tematik. Serius deh! Rasanya kayak kosan loh. Kosan mewah dan tematik.

AC dan televisi juga tersedia di kamar. Kalau butuh hiburan lain, ada WiFi gratis yang bisa dipakai untuk browsing internet atau cek media sosial. Oh ya, di kamar nggak ada lemari pakaian loh jadi kita nggak bisa simpan pakaian di dalam lemari. Meskipun demikian, masih ada gantungan pakaian (dan cukup banyak karena di kamar mandi pun ada) yang bisa kita pakai untuk simpan baju, jaket, atau celana.

Ketika datang sekitar pukul jam 4, suasana kamar bikin saya ngerasa betah. Apalagi dengan desain interior yang gemas begitu, saya jadi agak malas buat pergi beli makan. Walhasil, saya ketiduran sambil nonton kartun sampai sekitar jam setengah 8 malam. 😞

Oh ya, karena konsepnya bed and breakfast, kita diimbau untuk nggak mengganggu tamu lain dengan berisik di kamar atau nyalakan televisi dengan suara kencang. Kamar pun nggak punya peredam suara jadi suara dari dalam kamar bisa kedengaran ke luar, dan sebaliknya.

Oh ya, buat yang penasaran desain kamar-kamar lain di hotel ini, di bawah ini ada beberapa fotonya yang saya ambil dari website resmi hotel.

Kamar Mandi

Untuk urusan kamar mandi, saya nggak menyimpan ekspektasi besar. Bentuk kamar mandinya memanjang, tapi bisa dibilang cukup lapang dan nggak bikin claustrophobic. Appliances seperti shower, kloset, bidet, dan wastafel sudah tersedia jadi perlengkapan dasar kamar mandi sudah bisa dicentang dari list ya.

IMG_20181004_160609_HHT
Kamar mandi yang mungil tapi cerah

Nah, yang saya suka dari kamar mandi ini adalah penerangannya yang baik. Seperti yang saya ceritakan di beberapa review sebelumnya, saya kurang suka dengan kamar mandi yang remang karena rasanya gloomy dan mandi jadi tidak ceria. Dindingnya didominasi warna lemon chiffon, dengan setengah bagian bawahnya merupakan dinding bata ekspos bercat putih. Keluaran air dari shower-nya cukup kencang jadi enak buat pijat bahu. Hanya saja untuk air panas, saya harus menunggu sekitar beberapa menit sampai suhu yang diinginkan terasa.

Sabun dan sampo sudah disediakan di dispenser yang ada di area shower. Area ini dipisahkan oleh shower curtain yang sayangnya nggak sepenuhnya menghalau air ke area kloset (intinya sih mandinya nggak usah hardcore sampai loncat-loncat). Selain sabun dan sampo, sikat plus pasta gigi dan shower cap juga tersedia. Hanya saja, pisau cukur nggak disediakan jadi yang perlu bercukur, baiknya siapkan sejak awal dari rumah atau beli dari minimarket.

Fasilitas Umum

Meskipun konsepnya bed and breafkast, Cottonwood Bed & Breakfast punya fasilitas umum buat menunjang kebutuhan pengunjung. Salah satunya adalah kafe.

Di bagian belakang hotel, terdapat kafe Sun Porch yang bisa dikunjungi baik oleh pengunjung hotel maupun umum. Hanya saja untuk umum, kafe ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore aja. Ukuran kafenya sepintas kelihatan kecil dan nggak luas, tapi seating area tambahan di belakang ternyata lebih menarik. Ada juga spot khusus untuk food photography yang disediakan pihak hotel secara gratis, lengkap dengan lighting dan properti lain yang bisa dipakai.

Interior kafe mengusung desain shabby chic, dengan kursi-kursi dari boks kayu, lemari dan rak bernuansa cottage, watering cans, patung-patung kecil berbentuk hewan, dan tanaman hias. Oh ya, di kafe ini juga ada rak yang menyimpan koleksi sukulen untuk dijual. Sayangnya, saya datang ke sini nggak bawa mobil sendiri. Kalau bawa sih, saya mungkin beli satu sukulen.

Suasana kafe yang cerah dan berdekatan dengan kebun ini bikin saya nyaman ketika sarapan di sini. Banyaknya tanaman-tanaman hias yang dipajang bikin area kafe terasa teduh. Pemilik sekaligus manager hotel ini juga ramah dan menanyakan gimana istirahat saya. Rasanya homy banget. Yang serunya lagi adalah sarapan saya bukan nasi goreng, mi goreng, atau makanan lain khas continental breakfast; saya makan laksa! Agak aneh sih pagi-pagi makan laksa, tapi ya ini unik aja. Jarang-jarang kan sarapan di hotel, makannya bihun laksa.

IMG_20181005_105246
Tangga utama
IMG_20181005_105402_HHT
Mau nitip salam?
IMG_20181005_090810
Boks pasir mainan untuk anak
IMG_20181005_100004
Taman depan, ada rumah burungnya
IMG_20181005_100019
Tempat duduk di teras depan

Desain interior ruangan atau public space yang lain sama atau senada dengan shabby chic. Dekorasi atau ornamen bertema burung dan hewan banyak di sana sini dan menambah sisi gemas hotel ini. Warna-warna pastel dan netral juga mendominasi interior hotel, menciptakan atmosfer yang hangat dan menyenangkan.

Kesimpulan

Dengan harga mulai dari 315 ribu rupiah per malam (berdasarkan plakat di hotel), Cottonwood Bed & Breakfast bisa jadi tempat istirahat atau sanctuary yang terjangkau buat yang ingin beristirahat sambil kerja dalam atmosfer yang hangat ala rumah sendiri. Kamar-kamar tematik dengan desain yang unik bikin hotel ini sayang kalau hanya dikunjungi satu kali (next time coba kamar yang lain).

Meskipun nggak banyak fasilitas umum, kafe dan taman di hotel ini menawarkan public space yang nyaman untuk bertemu teman-teman atau ngopi. Lokasinya yang cukup nyempil juga membuat hotel ini relatif tenang dan sepi, jadi enak buat beristirahat. Sayangnya kalau senang jalan-jalan dan ingin akses cepat ke minimarket atau tempat umum lainnya, mungkin agak susah. Minimarket terdekat jaraknya nanggung kalau jalan kaki, meskipun kalau pakai motor sih relatif dekat.

Overall, pengalaman saya nginap di Cottonwood Bed & Breakfast ini menyenangkan. Kalau mau cari akomodasi budget yang unik dengan desain interior kamar yang gemes, hotel ini bisa jadi pilihan yang tepat.

Pros & Cons

👍🏻 Pros

  • Desain setiap kamar beda-beda, tapi yang jelas Instagrammable. Kayaknya nggak cukup sekali datang ke sana karena bawaannya ingin nginap di kamar-kamar lain.
  • Suasana hotel secara keseluruhan hangat dan nyaman, kayak nginap di rumah sendiri (dengan desain kamar yang unik).
  • Area di sekitar hotel cukup tenang, cocok buat yang ingin istirahat atau menyepi.
  • Restoran hotel menyediakan photo space gratis buat yang suka foto-foto makanan.
  • Rate-nya terjangkau dan dengan desain kamar yang cantik, hotel ini worth visiting.

👎🏻 Cons

  • Meskipun cukup dekat dari Gerbang Tol Pasteur dan Universitas Kristen Maranatha, minimarket terdekat jaraknya nanggung (jauh kalau jalan kaki, tapi deket kalau pakai motor).
  • Pintu kamar masih pakai kunci manual, bukan card.
  • Kamar nggak begitu kedap suara. Waktu saya nginap, bayi pengunjung lain ada yang nangis malam-malam dan kedengaran sampai kamar.
  • Jumlah kamar di Cottonwood nggak banyak jadi jangan kaget kalau full-booked di high season.

Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😌⚪️
Desain: 😄😄😄😄😶
Lokasi: 🤩🤩🤩😶⚪️
Harga: 💰💰

Review: Bobobox Pods Paskal

Out of curiosity, akhirnya minggu kemarin saya book satu pod di hotel ini dan kemarin, saya berkesempatan untuk nginap satu malam di hotel koala gemas tidur ini (coba cari logonya deh). Sebelumnya, saya tahu info hotel ini dari teman yang memang sama-sama suka hotel juga. Jujur awalnya saya agak gimana dengan konsep hotel kapsul dan shared living arrangement, tapi setelah nginap di sini, ternyata saya baik-baik saja dan pulang dalam keadaan squeaky clean (loh nggak nyambung).

review bobobox
Interior pod Bobobox

Bobobox Pods Paskal berlokasi di jalan Pasir Kaliki nomor 76A, Bandung. Hotel ini berseberangan dengan Gereja Immanuel dan dari Stasiun Bandung itu sekitar 5-10 menit kalau pakai angkot. Selain itu, dia juga cukup dekat dari beberapa mal seperti Paskal 23 dan Istana Plaza jadi buat yang suka belanja, lokasi hotel ini cukup menguntungkan.

Berdasarkan Tripadvisor, hotel ini menyandang predikat bintang 2,5. Konsepnya sih capsule hotel. Satu atau dua orang bisa menempati satu kapsul atau pod, dan pengunjung bisa pilih posisi pod. Untuk yang pilih Sky Pod, nanti tidurnya di atas. Untuk yang pilih Earth Pod, nanti tidurnya di bawah. Sky Pod dan Earth Pod ini kalau liat dari luar, jatuhnya kayak tetris.

Ada lebih dari 50 pod di hotel ini dan tersebar di tiga lantai. Selain kapsul tidur, Bobobox juga punya beberapa fasilitas umum seperti pantry, working space, communal space, dan musola. Karena konsepnya hotel kapsul, hotel ini punya shared bathroom jadi kalau ingin mandi atau buang air, harus keluar dari kapsul.

Desain Kapsul

Kapsul yang saya tempat ini tipenya Sky Pod. Buat ke tempat tidur, saya harus “manjat”. Posisi kasurnya cukup tinggi loh jadi jangan coba buat loncat langsung ke bawah tanpa lewat tangga ya buat menghindari cedera (dan tidurnya jangan mepet ke ujung). Secara umum, pod di Bobobox punya interior bergaya minimalis ke arah futusitik. Bentuk jendelanya mengingatkan saya sama bahtera raksasa abad ke-21 yang ada di film disaster sci-fi arahan Roland Emmerich, 2012.

IMG_20180927_141555
Kasurnya cukup luas dan ada jendela kecil di sampingnya
IMG_20180927_141550_HHT
Tangga yang merangkap study area
IMG_20180927_141804
Pintu dengan dua gantungan pakaian

Oh ya saya lupa belum kasih tau. Ketika check in, kita akan ditanya apakah kita sudah punya aplikasi Bobobox apa belum. Kalau belum, kita bisa unduh aplikasinya dan buat akun. Setelah itu, resepsionis akan bantu sinkronkan reservasi ke akun kita. Buat masuk ke kamar, kita bisa pindai QR code atau tekan tombol unlock yang ada di aplikasi. Setelah kedengaran semacam bunyi bel, kita bisa masuk ke pod kita.

Begitu masuk, kita langsung melihat study area yang merangkap tangga menuju tempat tidur. Di bawah meja, ada tempat sampah juga. Sebetulnya, buat saya itu bukan study area sih, tapi lebih semacam meja rias. Selain itu, nggak ada outlet buat colokin charger laptop atau HP di study area jadi tentunya nggak bisa nge-charge daya perangkat di sana.

Para pengunjung yang tech savvy kayaknya bakalan senang nginap di Bobobox karena fasilitas in-capsule bisa diatur lewat panel atau aplikasi. Di dekat jendela pod, ada panel kecil yang memungkinkan kita untuk atur warna lampu (baik secara manual atau lewat preset), ubah kecerahan atau nyala/matikan lampu, dan kunci pintu kamar. Fungsi-fungsi tersebut juga tersedia di aplikasi Bobobox.

IMG_20180927_141658
Universal socket, speaker, dan panel kapsul
IMG_20180928_003847
Ada Bluetooth speaker di kapsul jadi kita bisa sambungkan laptop atau HP untuk dengarkan musik

Selain itu, pod juga dilengkapi dengan Bluetooth speaker. Di panel, kita bisa lihat nomor pod dan nomor pairing. Kedua informasi ini dibutuhkan ketika kita mau pairing perangkat ke speaker. Oh ya, waktu pertama kali coba putar musik, saya kaget karena keluar noise aneh dari speaker. Waktu saya naikkan volume dari HP, barulah noise-nya hilang dan suara musiknya keluar. Saran saya sih kalau mau dengar lagu, pastikan volume perangkat nggak terlalu kecil supaya nggak keluar noise. Namun, jangan dengarkan musik terlalu keras ya supaya tetangga pod kita nggak terganggu.

Terkait tetangga dan gangguan, pod ini ternyata nggak begitu sound-proof. Saya nggak tahu sih kalau suara di dalam pod bisa kedengaran sampai luar atau tidak, tapi suara dari luar bisa kedengaran. Bahkan, suara dari pod sebelah bisa kedengaran. Posisi pod saya berada tepat di depan tangga menuju basemen dan lantai dua, jadi ketika ada orang naik turun tangga itu kedengaran. Meskipun demikian, manajemen hotel sudah menetapkan aturan untuk nggak berisik di area hotel. Kita juga harus ingat buat nggak mengganggu ketenangan pengunjung lain. Kayak ngekos loh rasanya. Kosannya tapi hip dan technologic.

tenor31
Jangan berisik yaq gaes

Setiap pod dilengkapi dengan ventilasi, smoke detector, dan air conditioner. Nah, buat yang nggak tahu cara ngatur air conditioner di pod, saya kasih tahu nih.

IMG_20180927_213601
Pengatur air conditioner

Pada foto di atas, ada dua perangkat. Yang di kiri itu smoke detector, sementara yang di kanan pengatur air conditioner plus lubang udaranya. Kalau suhu di dalam pod terasa panas, kita bisa perbanyak aliran udara dingin yang masuk dengan putar piringan dalam. Nanti setelah diputar, si piringan mulai terbuka (kayak kalau kita mau buka tutup botol). Dari celah yang ada, keluarlah udara dingin. Nah, karena luas pod ini nggak besar, saran saya sih jangan terlalu besar buka piringannya. Bisa-bisa malah kedinginan.

Perlengkapan Kapsul

Setiap pengunjung yang datang dapat sikat dan pasta gigi, serta handuk. Itu aja? Ya, itu aja karena di shower box kamar mandi sudah ada sampo dan sabun. Bobobox nggak menyediakan vanity kit dan shaver, tapi di kamar mandi ada hair dryer dan hand dryer. Saran saya sih kalau datang ke sini, jangan lupa bawa facial wash.

Selain itu, setiap tamu juga sebelum masuk area pod diharuskan untuk ganti sepatu dengan slippers. Nah, sepatu kita nanti dititipkan di lobi dan bisa diambil ketika kita mau pergi atau check out. Beberapa tamu simpan slippers-nya di luar pod. Kalau saya sih, slippers disimpan di dalam pod.

Pods Area

Kalau hotel biasa punya koridor kamar, Bobobox punya koridor pods. Lorong-lorong ini membentuk semacam labirin, dengan beberapa kursi dan meja buat para pengunjung.

IMG_20180927_141413
Lorong pod
IMG_20180927_144835
Ada area duduk
IMG_20180927_145049
Kayak pesawat luar angkasa

Lorong-lorong ini diapit oleh pod di kiri kanannya, dan kesannya kayak lagi jalan di dalam pesawat ulang alik. Futuristik gitu lah cocok buat Instagram. Apalagi ketika lampu di beberapa pod dinyalakan. Tambah pas buat foto-foto. Hanya saja, lantainya pakai kayu. Kalau lantainya pake semacam linoleum atau bahan sintetis lainnya, mungkin bisa membangun atmosfer Star Trek atau Armageddon atau film-film semacamnya lah.

Kamar Mandi

Shared bathroom di Bobobox ternyata nggak “mengerikan”. Kebersihannya tetap terjaga dan ada rak slippers di depan, meskipun saya sempat lihat ada satu dua pengunjung yang tetap masuk ke kamar mandi pakai slippers (padahal jelas-jelas udah ada raknya).

IMG_20180927_145028
Area wastafel. Ada dua kubikel kloset dan dua shower box

Lorong wastafel ini lumayan sempit jadi ketika lagi banyak orang, rasanya kurang nyaman aja. Ada hand dryer dan hair dryer juga di sini jadi pengunjung bisa keringkan rambut dan tangan.

IMG_20180927_145025
Shower box, dilengkapi sampo dan sabun

Shower box-nya sendiri ukurannya memang nggak besar, tapi cukup luas. Di balik pintu, ada semacam boks kecil buat simpan handphone (oh ya, penting buat bawa HP ke mana-mana karena aplikasi di HP ini dibutuhkan buat kita kembali ke kamar). Gantungan pakaiannya ada dua. Secara keseluruhan sih, nggak ada yang sangat spesial dari shower box-nya. Air panasnya lumayan dan nggak ngadat, meskipun di satu shower box, keluaran airnya kurang besar dibandingkan box di sebelahnya.

Fasilitas Umum

Dengan konsep capsule hotel, nggak banyak fasilitas umum yang dimiliki Bobobox. Budget hotel ini nggak punya kolam renang atau gym, tapi ada cukup banyak seating area yang memungkinkan kita buat nyantai sambil berinteraksi dengan pengunjung-pengunjung lain.

IMG_20180927_212422
Pantry buat bikin popcorn atau kopi

Bobobox punya pantry kecil di lantai dasar yang bisa kita manfaatkan buat bikin popcorn atau seduh kopi. Biasanya, area ini jadi tempat buat ngobrol atau kerja (saya pribadi sih lebih suka kerja di dalam pod atau workspace kecil di samping lobi). Di pantry ini nggak ada kompor ya jadi jangan berharap bisa masak-masak aneh.

IMG_20180927_145135
Tangga menuju lantai dua

Kalau kita ke lantai dua, kita bisa menemukan communal space. Area semi-outdoor ini pas buat nongkrong bersama teman-teman sambil ngobrol atau ngemil. Perlu diingat bahwa pengunjung tidak diperbolehkan makan dan minum di dalam pod. Jadi kalau kita mau makan, kita harus ke communal space atau ke pantry.

IMG_20180927_145244
Communal area
IMG_20180927_145234
Areanya cukup luas buat nongkrong

Nah, di samping communal area ada musala yang cukup luas buat beribadah. Musala ini juga udah dilengkapi dengan alat-alat solat dan ada tempat wudhu juga, jadi kita nggak perlu bolak-balik jauh-jauh dari kamar mandi ke musala.

IMG_20180927_145255
Musala buat beribadah

Di sekitar hotel ada banyak restoran dan minimarket yang bisa dikunjungi kalau lapar. Tapi kalau malas keluar hotel, di lobi ada vending machine yang jual camilan dan minuman. Harganya juga nggak terlalu mahal untuk level harga hotel. Oh ya, area parkir Bobobox ini terbatas ya jadi kalau misalnya kita datang pakai mobil dan tempat parkir utama untuk mobil sudah penuh, kita parkir di pinggir jalan. Tapi jangan khawatir karena ada petugas keamanan yang siap 24 jam menjaga mobil kesayangan kita.

Kesimpulan

Menginap kemarin selama satu malam di Bobobox Pods Paskal akhirnya memuaskan rasa penasaran saya dengan hotel kapsul. Ini pertama kalinya saya menginap di hotel kapsul. Interior pod bergaya minimalis futuristik bikin saya betah buat tiduran di dalam pod sambil dengar lagu atau baca buku sampai ketiduran. Ditambah lagi, tingkat kecerahan dan warna lampu yang bisa diatur bikin saya selalu gatel pengen ganti-ganti warna lampu.

Hanya saja, di dalam pod hanya ada satu outlet jadi saya nggak bisa charge laptop dan HP secara bersamaan. Buat antisipasi, kalau mau nginep di sini baiknya bawa colokan T. Oh ya, manajemen hotel juga hanya menyediakan dental kit. Untuk sampo dan sabun sih sudah tersedia, tapi kalau perlu bercukur, ada baiknya bawa sendiri pisau cukur dari rumah (atau bisa beli di minimarket dekat hotel). Meskipun demikian, dengan adanya hair dryer di kamar mandi, pengunjung bisa tetap menata rambut (selama nggak terlalu lama karena kamar mandinya berbagi dengan pengunjung lain).

Banyaknya seating area membuat hotel ini memberikan kesempatan bagi kita untuk bersosialisasi dengan pengunjung lain. Di aplikasi Bobobox, ada fitur chat yang memungkinkan kita buat tanya-tanya ke resepsionis atau pihak hotel, atau ngobrol dengan pengunjung lain. Kita bahkan bisa janjian dengan pengunjung lain melalui aplikasi untuk, misalnya, jalan-jalan keliling Bandung bareng, pesan kendaraan, dan lain-lain.

Dengan harga mulai dari 200 ribu rupiah per malam (berdasarkan Tripadvisor), saya bisa menikmati pengalaman nginap di hotel kapsul bergaya futuristik yang menyenangkan. Buat young traveler, Bobobox bisa jadi opsi yang tepat untuk menginap di kota Bandung dengan biaya terjangkau, terutama ketika kita nggak muluk-muluk soal akomodasi atau tipe orang yang cuman perlu tempat buat tidur doang.

Tips

  • Kalau kalian tipe orang yang takut ketinggian, baiknya pesan Earth Pod. Sky Pod ini cukup merepotkan buat manjatnya, apalagi kalau kamu harus bolak-balik keluar pod. Di sisi lain, Earth Pod ini rasanya lebih claustrophobic. Mungkin karena posisinya di bawah.
  • Selalu bawa ponsel ke mana pun. Jangan tinggalkan ponsel di kamar karena tanpa ponsel, kita nggak bisa masuk lagi ke kamar. Untuk buka pintu kamar, kita perlu scan QR code atau pakai tombol unlock dari aplikasinya.
  • Bawa colokan T atau terminal listrik kecil buat jaga-jaga karena outlet di pod hanya ada satu.
  • Selalu tutup tirai dan matikan lampu kalau mau pergi.
  • Buat pengunjung yang datang dengan rombongan atau bersama teman-teman, kalian bisa janjian buat ketemuan di communal room lewat fitur chat di aplikasi Bobobox. Fitur ini juga bisa dipakai buat berinteraksi sama pengunjung lain.
  • Beli camilan dan minuman sebelum datang ke hotel karena di sini nggak ada restoran (in case tengah malam lapar). Jangan lupa untuk nggak makan di dalam pod ya.
  • Atur air conditioner dengan hati-hati. Jangan terlalu besar membuka piringannya karena bisa-bisa kita kedinginan di dalam pod.
  • Please expect hunger games kamar mandi. Ini jatuhnya kayak tinggal di tempat kos. Kalau pengunjung lagi banyak, nunggu giliran mandi bisa cukup lama.
  • Bawa board games atau card games. Di dalam pod nggak ada televisi dan hiburan satu-satunya hanyalah Bluetooth speaker. Kalau datang bersama teman-teman, mendingan bawa card atau board games buat dimainkan di communal space. Ayo! Jangan main HP terus! Main dengan manusia, jangan selalu main sama perangkat seluler 😛

Pros & Cons

👍🏻 Pros

  • Sejauh ini, Bobobox merupakan hotel kapsul yang menawarkan konsep futuristik yang unik. Tampil dalam balutan warna putih, kapsul kamar bisa jadi spot yang Instagrammable.
  • Kapsul kamar dilengkapi speaker Bluetooth dan panel kendali untuk atur kunci pintu dan pencahayaan kapsul (termasuk warna dan kecerahannya).
  • Bobobox menghadirkan aplikasi yang dipakai untuk akses kapsul, atur pencahayaan kamar, dan berinteraksi dengan pihak hotel + para pengunjung lain.
  • Satu kapsul cukup luas untuk dua dewasa + satu anak.
  • Communal space memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk saling berinteraksi.
  • Lokasi cukup strategis, hanya sekitar 10 menit berkendara dari Stasiun Bandung.
  • Rate-nya sangat terjangkau. Cocok buat numpang tidur kalau pulang kemaleman, misalnya.

👎🏻 Cons

  • Makanan dan minuman dilarang dikonsumsi di dalam kapsul. Cukup ribet buat yang suka craving malam-malam karena harus makan atau minum di luar kapsul.
  • Sky pod kurang cocok untuk anak-anak karena ketinggiannya yang lumayan menyakitkan in case jatoh dari tempat tidur. Di sisi lain, earth pod juga kurang cocok buat yang suka motah alias banyak gerak.
  • Suara-suara dari kapsul lain masih bisa kedengaran ke dalam kapsul kita (saya masih bisa dengar suara obrolan pengunjung lain di kapsul sebelah).
  • Kamar mandi kurang banyak. Siap-siap hunger games kalau mau mandi pagi.

Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😌⚪️
Desain: 😄😄😄😄😶
Lokasi: 🤩🤩🤩🤩⚪️
Harga: 💰