Category Archives: Batam

Review: Harbour Bay Amir Batam

Selama ini kan saya sering bahas hotel-hotel di Bandung atau Jakarta. Desember 2018 kemarin ini ada kerabat yang nikahan di Batam. Saya dan keluarga pun akhirnya ke sana untuk menghadiri pernikahan itu. Nah, sudah ada hotel buat saya dan keluarga yang lokasinya nggak jauh dari wedding venue.

Kunjungan ke hotel ini sebetulnya semacam jadi surprise buat saya karena saya nggak tahu hotelnya apa dan lokasinya di mana sebelumnya. Jadi ketika tiba di hotel dan menginap di sana selama 2 malam, ya lumayan sih buat saya ada hal-hal baru yang both unik and aneh. For the record, saya tegaskan lagi kalau saya nggak cari tahu tentang hotel ini sebelumnya. Secara keseluruhan sih pengalaman menginapnya oke lah, tapi tetap ada cerita-cerita yang asyik buat dibahas.

a957efce1a7c8d78c416abb028300ec0
Fasad Harbour Bay Amir Hotel. Foto milik pihak manajemen.Β 

Harbour Bay Amir Hotel adalah akomodasi yang berlokasi di Jalan Duyung Sel Jodoh, Batu Ampar, Batam. Hotel bintang tiga ini dekat banget dari Harbour Mall Batam dan Harbour Bay Ferry Terminal yang melayani rute Batam-Singapura. Walaupun lokasinya bersebelahan, hotel ini accessible dari mal dengan jalan kaki, tapi nggak kalau bawa mobil. Gate masuknya beda soalnya.

Fasad hotel ini mengingatkan saya sama hotel-hotel mewah di tahun 80 atau 90an dulu. Bangunannya tampak “padat”, dengan dinding berwarna kuning gading. Untuk menuju lobi, kita harus naik ke semacam portico yang juga berfungsi sebagai area drop-only kendaraan. Jalan kakinya lumayan menguras tenaga karena nanjak cukup tinggi.

Ada 125 kamar di Harbour Bay Amir HotelΒ yang terbagi ke dalam lima tipe: Standard, Superior, Executive Business, Junior Suite, dan Amir Suite. Kamar yang saya tempati saat berkunjung adalah kamar Superior (ini hasil upgrade karena ayah saya ingin kita semua dapat kamar yang non-smoking, sementara kamar Standard sebelumnya yang kita dapat merupakan kamar smoking). Fasilitas-fasilitas seperti restoran, lounge, spa, banquet room, dan business center juga tersedia. Di hotel ini juga kita bisa minta antar jemput ke golf course katanya. Hanya saja golf is not my thing dan emang nggak bisa juga sih mainnya. Ulasan lengkapnya di segmen berikutnya ya!

Desain Kamar

Seperti yang saya bilang sebelumnya, hotel ini mengingatkan saya sama hotel-hotel mewah di tahun 80 atau 90an. Interiornya menurut saya sih bergaya modern yang elegan dan “khas” untuk masanya. Bau kamarnya pun bahkan “khas”. Beberapa orang nggak suka dengan properti lama, tapi kalau saya sih bukan nggak suka. Lebih ke memandangnya sebagai “old charm” karena properti-properti lama seperti ini tuh khas. Selama kualitas layanannya bagus dan kamar tetap terawat sih saya nggak masalah sebetulnya.

Dengan ukuran 28 meter persegi, kamar Superior ini rasanya cukup luas. Nggak salah sih kalau Agoda melabeli kamar ini sebagai “spacious room“. Kamar saya berada di lantai 8 dan view yang saya dapatkan dari kamar adalah view kota. Sebetulnya nggak begitu kelihatan sih, dan justru yang kelihatan adalah hotel dengan bangunan bergaya kapal pesiar yang berada nggak jauh dari kawasan Harbour Bay.

This slideshow requires JavaScript.

Desain interior kamar sendiri mungkin jatuhnya ke arah modern sih, tapi nggak ke klasik. Tipikal contemporary elegance lah, tapi khas di era 80-90an. Keliatan banget ini furnitur-furniturnya masih asli dari jaman dulu belum diganti. Untuk televisi, untungnya sih sudah pakai widescreen TV.Β Nah, AC-nya masih AC jadul tuh, tapi berfungsi kok. Salah satu sisi positifnya adalah, meskipun dated, furnitur di kamar masih berfungsi dengan baik. Jujur, saya suka wall lamp yang ada di kedua sisi tempat tidur.

Di salah satu sudut ruangan ada kursi lengan yang empuk dan floor lamp dengan desain yang mirip sama desain wall lamp. Study area posisinya di samping jendela jadi sambil kerja, kita bisa lihat pemandangan di luar. Hanya saja, jujur sih pemandangannya nggak begitu bagus. Kehalangin mal pula. Tempat tidurnya sendiri ukurannya cukup besar, terutama karena saya sendiri di kamar. Headboard-nya ini ukurannya kecil, berbentuk persegi panjang, dan nggak menyatu sama kasur.

Untuk maintenance kamar sendiri, dari segi furnitur sih memang terjaga. Hanya saja, ada semacam bekas setrika di karpet sisi kiri tempat tidur. Dinding di sisi itu juga keliatan kotor, seolah belum dicat udah lama.Β Oh ya, kunci pintu kamar di Harbour Bay Amir Hotel ini masih pakai kunci manual. Ya, kunci yang beneran kunci, bukan card. Sebetulnya card ada sih, tapi dipakai buat nyalakan listrik kamar. Ini yang bikin saya agak parno sih karena kesannya kalau pakai kunci manual itu less secure, meskipun tetap ada selot tambahan di pintu. Meskipun bising dari luar nggak kedengaran, saya bisa tetap dengar suara-suara ribut dari koridor kamar. Bisa dibilang kamarnya kurang sound-proof.

Kamar Mandi

Khas hotel-hotel lama, kamar mandi di kamar saya punya bathtub dan surprisingly, ukurannya panjang! Kalau untuk kamar mandi, desainnya ke arah modern klasik, tampil mewah dengan dinding dan lantai marmer warna gading dan hijau zamrud. Sayangnya, maintenance-nya kurang baik menurut saya. Di beberapa sudut, dindingnya keliatan kotor.

img_20181214_153151_hht
Kloset dan bathtub
img_20181214_153140
Area wastafel
img_20181214_153010
Kloset dan bathtub

Perlengkapan mandi yang ditawarkan cukup lengkap. Ada sikat dan pasta gigi, sabun, shower cap, dan semacamnya. Oh ya, di kamar mandi ada stiker peringatan tentang air. Jadi di sini, kita diminta untuk menyalakan keran air selama sekitar 1-2 menit untuk mendapatkan air yang lebih bersih. Ketika pertama kali saya buka keran air, yang keluar memang air berwarna kecokelatan dan bau besi. Ini jadi PR besar buat pihak hotel supaya tamu nggak harus menunggu 1-2 menit dan buang-buang air sebelum mandi.

Kehadiran bathtub ini sebetulnya tak disangka-sangka dan saya suka. Berhubung selama di Batam saya banyak pergi ke sana sini dan jalan kaki, berendam di bathtub berisi air panas yang udah ditambahi bath bomb malam-malam itu rasanya menyenangkan. Ukuran bathtub yang panjang dan kedalaman yang pas juga bikin saya bisa selonjoran lega. Memang sih kalau properti-properti lama biasanya masih punya bathtub di kamar mandinya. Beda sama properti-properti baru yang pasang shower sebagai pengganti bathtub, mungkin untuk alasan penghematan ruang dan biaya pembangunan.

Fasilitas Umum

Dari fasilitas-fasilitas yang ada, saya cuman sempat berkunjung ke restoran dan lounge-nya. Sebetulnya, lounge ini bergabung dengan bar, tapi dipisahkan dari restoran pakai railing. Waktu jam sarapan sendiri, banyak tamu yang justru makan di lounge karena kehabisan tempat duduk di restoran.

This slideshow requires JavaScript.

Sebetulnya ada pengalaman enak nggak enak dengan restoran di Harbour Bay Amir Hotel ini. Jadi saya tiba di Batam itu hari Jumat sekitar jam 3 sore. Karena belum sempat makan siang, akhirnya saya dan keluarga makan di restoran hotel ini. Setelah pesan, ternyata makanan kami lama banget datangnya. Kayaknya kami harus nunggu sekitar setengah jam lebih. Minuman sih datang, tapi makanannya yang lama banget, sampai saya coba intip ke dapurnya.

Akhirnya makanan datang juga setelah nunggu lama, dan untungnya makanannya enak. Saya pesan calamari dan itu segar banget cuminya, mungkin karena dekat dengan laut juga. Makanan lainnya juga nggak kalah enak, walaupun nggak sempat difoto. Oh ya, untuk sarapan sendiri menunya nggak bisa dibilang special, tapi decent. Di hari terakhir, saya suka dengan ayam saus Thailand-nya karena pedas manisnya pas.

This slideshow requires JavaScript.

Area lobi dan resepsionis hotel mencerminkan banget atmosfer hotel lawasnya. Untuk resepsionis sendiri sih kelihatannya udah mengalami renovasi, tapi area lift dan lobinya kelihatannya masih sama. Waktu check-in, ada satu resepsionis laki-laki dengan tampilan perlente ke arah flamboyan yang kurang ramah. Macam nggak sabar menghadapi kami yang mau check-in. Untungnya, temannya yang pakai kacamata bisa bersikap jauh lebih ramah sama saya dan keluarga.

Lokasi

Dari segi lokasi, Harbour Bay Amir Hotel ini cocok buat yang perlu bepergian ke Singapura atau destinasi lainnya melalui Harbour Bay Ferry Terminal. Dari hotel, lokasinya mungkin sekitar 2 menit kalau pakai kendaraan. Kalau mau belanja atau nonton, tinggal nyeberang ke Harbour Bay Mall. Malnya sendiri masih sepi sih, tapi udah ada beberapa tenant kayak J.Co dan Starbucks.

Kalau mau belanja sih, saran saya mendingan langsung ke kawasan Nagoya. Dari hotel, jaraknya sekitar 5-10 menitan kalau pakai kendaraan. Oh ya, dari Bandara Internasional Hang Nadim sendiri hotel ini jaraknya sekitar 20 menitan.

Ah jadi ingat! Kalau mau makan seafood, nggak perlu jauh-jauh pergi. Berada di kawasan Harbour Bay Mall, ada restoran yang direkomendasikan sama teman ayah saya. Nama restorannya Wey Wey. Seating area-nya luas. Bahan-bahannya fresh dan menu yang ditawarkan juga enak-enak.Β Rekomendasi saya sih kalau ke sana, jangan lupa pesan Udang Nestum dan Sup Asparagus. Cocok banget dinikmati malam-malam, apalagi dengan view laut dan alunan live music yang asyik.

Kesimpulan

Dengan rate mulai dari 250 ribu rupiah (berdasarkan Tripadvisor), Harbour Bay Amir HotelΒ bisa jadi akomodasi terjangkau di kawasan Harbour Bay. Jaraknya sangat dekat dari Harbour Bay Mall dan Harbour Bay Ferry Terminal. Selain itu, di belakang kawasan Harbour Bay juga banyak restoran-restoran seafood yang menawarkan sajian boga bahari yang mantul alias mantap betul! Sayang banget lah kalo ke Batam nggak nyoba.

Dari segi desain sendiri, interiornya mencerminkan atmosfer hotel mewah di era 80 atau 90an. Furnitur-furniturnya memang dated, tapi mostly masih berfungsi dengan baik (bahkan AC-nya pun begitu). Hanya saja, memang pihak hotel masih punya banyak PR yang harus dikerjakan, terutama maintenance kamar. Selain itu, kayaknya akan lebih baik kalau pintu kamar diganti pakai card. Soundproofing juga perlu ditingkatkan supaya istirahat nggak keganggu dengan suara dari koridor kamar.

Namun, hadirnya bathtub di kamar Superior bisa jadi semacam media relaksasi yang pas. Hanya saja, imbauan untuk menyalakan keran selama 1-2 menit supaya bisa mendapatkan air bersih rasanya inconvenient, terutama karena kita perlu menunggu dan jatuhnya jadi buang-buang air.

Secara keseluruhan, Harbour Bay Amir Hotel memberikan pengalaman menginap yang, meskipun nggak sempurna, tapi cukup nyaman. Selama nggak superΒ finicky tentang desain interior atau ketenangan kamar, saya rasa hotel ini bisa jadi opsi akomodasi yang terjangkau.

Pros & Cons

πŸ‘πŸ»Β Pros

  • Rate-nya relatif terjangkau.
  • Tipikal old charm. Desain interiornya menunjukkan banget kalau ini properti lama, meskipun beberapa aspek sudah diperbarui, tapi tetap ada “sisa-sisa” kemewahan yang layak dicoba.
  • Lokasinya dekat dari mal dan terminal feri.
  • Ada bathtub di kamar mandi dan cukup panjang. Untuk rate yang terjangkau, kehadiran bathtub sih jadi luxury affordable rasanya.
  • Ukuran kamarnya luas. 28 meter persegi itu lumayan loh.
  • Hotel ini dekat dari kawasan kuliner Harbour Bay. Jangan lupa ke Wey Wey buat pesta seafood!

πŸ‘ŽπŸ»Β Cons

  • Furniturnya dated. Buat yang finicky soal interior, mungkin ini bisa jadi bahan omelan.
  • Buat dapat air bersih, kita harus nyalakan keran selama 1-2 menit. Ini buang-buang air, dan juga buang waktu.
  • Pelayanan staf masih harus ditingkatkan, terutama dari aspek keramahan dan kecepatan (untuk makanan). By the way, resepsionis yang pakai kacamata sih ramah banget. One plus point for him.
  • Kebersihan kamar harusnya lebih terjaga. Bekas setrika di karpet dan dinding yang kotor harus ditangani.
  • Soundproofing kurang bagus. Suara dari koridor kamar kedengaran. Buat yang gampang keganggu pas tidur, ini pasti ngeselin.
  • Kunci kamar masih pakai kunci manual, bukan card. Kita dikasih card untuk nyalakan listrik kamar saja. Kurang praktis dan lebih berat buat dibawa-bawa.
Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌βšͺ️βšͺ️ (satu bonus poin buat bathtub-nya)
Desain: πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜Άβšͺ️βšͺ️
Lokasi: 🀩🀩🀩😢βšͺ️
Harga: πŸ’°πŸ’°