Review: Ibis Budget Asia Afrika

Halo semuanya! Ini merupakan post pertama dan juga ulasan hotel pertama di tahun 2019. Tahun 2018 udah lewat. Yang baik-baiknya silakan dikenang, yang buruknya dijadikan pelajaran saja. Sama halnya dengan kehidupan pribadi, saya sendiri punya harapan-harapan baru untuk blog ini. Selain traffic yang lebih ramai dan pembaca yang lebih banyak, harapan saya juga akan ada lebih banyak hotel yang di-review dan bisa kerjasama atau kolaborasi dengan pihak hotel. Sounds like a big dream ya? Tapi saya yakin meskipun dengan langkah-langkah kecil, usaha dan kerja keras pasti akan membuahkan hasil.

Di blog ini, tahun 2018 saya akhiri dengan review Ibis Budget Menteng. Nah, kali ini pun saya masih akan bahas tentang Ibis Budget. Kalau sebelumnya saya bahas Ibis Budget di Jakarta, sekarang saya pulang ke kampung halaman di Bandung. Saya pernah nginep di hotel ini dua kali dan bisa dibilang, pengalaman menginapnya nggak jauh berbeda.

exterior-view
Bangunan hotel Ibis Budget Asia Afrika. Foto milik ICE Portal.

Berlokasi di jalan Asia Afrika, Ibis Budget Asia Afrika merupakan hotel budget yang jadi salah satu opsi hotel murah di Bandung untuk para wisatawan . Akomodasi bintang dua ini beralamat lengkap di Jl. Asia Afrika nomor 128, Bandung. Berada di lokasi prima, hotel ini cuman sekitar 10 menit dari Tugu 0 KM Bandung dan Museum Konferensi Asia Afrika atau 15 menit ke kawasan Alun-Alun Bandung atau Jalan Braga, dan jarak itu bisa ditempuh dengan jalan kaki. Cocok lah buat yang suka jalan-jalan (literally jalan ya).

Hotel ini punya 164 kamar dengan satu tipe yang sama, yaitu Standard. Namun, yang membedakan adalah jenis tempat tidurnya dan kapasitas tamu. Di hotel ini, pilihan-pilihan tempat tidur yang tersedia adalah 2 single beds, 1 double bed, dan 1 double bed with bunkbed. Nah, opsi terakhir ini cocok buat trio backpackers. Saya sendiri belum pernah dapat kamar tipe itu, tapi kayaknya asyik ya tidur di ranjang susun gitu.

Dari segi fasilitas dan desain sih, Ibis Budget Asia Afrika nggak jauh beda dengan hotel-hotel Ibis Budget lainnya menurut saya. Tipikal Ibis Budget aja lah. Kalau dibandingkan dengan Ibis Budget Menteng yang sebelumnya saya bahas, hotel ini menerapkan palet warna berbeda untuk interior yang lebih saya sukai secara pribadi. Ulasan lengkapnya di segmen berikutnya ya!

Desain Kamar

Bicara soal desain, interior kamarnya modern minimalis dan tampil cantik dalam palet warna putih dan lemon green. Warna putihnya sendiri memberikan kesan modern, sementara warna lemon green membangun nuansa ceria dan youthful. Mirip tembok kelas di TK sih jatohnya (in a positive way ya).

Dengan luas 13 meter persegi, kamar terasa banget sempitnya. Memang nggak sampai claustrophobic sih (thanks to the colour palette), tapi kalau kebetulan kita bawa banyak barang ke kamar, bakalan kerasa hareurin kalau dalam bahasa Sunda alias serba sempit.

IMG_20181019_142449
Interior kamar. Twin beds dan televisi
IMG_20181019_142454
Area wastafel di depan shower box

Kamar saya dilengkapi dengan fasilitas wajib seperti TV dan AC. Meja kerja ada di belakang wastafel yang desainnya semi-futuristic. Kalau perlu nyalakan lampu cermin wastafel, kita bisa sentuh (in my case, tekan agak keras) tombol hijau di cermin. Keren sih ala ala pencet panel kapal luar angkasa lah ya.

Penempatan meja belajar di belakang wastafel dan beam sebetulnya kurang bagus karena air dari wastafel gampang banget ciprat dan membasahi meja (sudah mengalami soalnya). Dua botol air mineral tersedia di kamar. Ini sih wajib ya. Kalau memang airnya habis, bisa isi ulang pakai galon yang ada di koridor luar.

Nggak ada closet di kamar karena memang space-nya pun kecil. Sebagai pengganti, ada gantungan baju di dekat tempat tidur. Oh ya, seperti hotel-hotel Ibis Budget kebanyakan, Ibis Budget Asia Afrika nggak menyediakan alat mandi (kecuali sabun dan sampo) dan slippers. Jadi seperti biasa saran saya adalah bawa sendiri dental kit, facial wash, dan pisau cukur.

IMG_20181019_142601
View dari kamar.

Pencahayaan ruangan cukup baik. Lampu end table digantikan oleh lampu dinding kecil yang dipasang di atas tempat tidur. View dari kamar juga bagus karena menghadap ke arah kawasan Alun-Alun Bandung (meskipun kehalangin gedung bank BCA). Sebagai saran, coba minta kamar yang view-nya ke arah barat karena skyline-nya menurut saya sih lebih cantik.

Kamar Mandi

Nah, untuk kamar mandi saya harus jujur bahwa saya nggak suka dengan penempatan dan konsepnya. Kurangnya space kamar juga berimbas pada kamar mandi. Kamar saya nggak punya space kamar mandi khusus. Shower box ditempatkan di dekat wastafel, tepat di samping tempat tidur. Area shower ini hanya dipisahkan oleh dinding kaca yang tingginya nggak full-height. Selain itu, nggak semua bagian dinding kacanya buram.

Penggunaan dinding kaca sendiri sebetulnya memberikan kesan kamar yang lebih luas. Hanya saja, the idea of lagi mandi diliatin sama temen sekamar is not good. Buat yang sekamar dengan lawan jenis, mungkin bakalan awkward sih ini. Well, sama teman yang satu gender pun pasti awkward sih. Mungkin kamar mandi untuk kamar tipe 1 double bed with bunkbed akan berbeda, mengingat nggak mungkin dong shower box dibiarkan berada satu area dengan space utama kamar, sementara ada ranjang susun di atasnya.

IMG_20181019_142515
Shower box, dengan shower tangan dan dispenser sabun/sampo.
IMG_20181019_142539
Kloset, di ruangan kecil terpisah

Di dalam shower box ada dispenser sabun dan sampo, serta shower tangan. Shower tangannya sendiri punya desain yang sebetulnya bagus karena ketika keran dibuka dan air mengalir, lampu warna-warni di kepala shower akan menyala. Saya pernah ngerasain ini waktu nginap pertama kali di Ibis Budget Asia Afrika. Sayangnya di kunjungan terakhir, lampunya sudah mati. Mungkin lampunya habis baterai apa gimana.

Untungnya, kloset tetap ada di ruangan tertutup yang terpisah. Buat saya, si “bilik merenung” ini ukurannya terlalu sempit. Bisa dibilang claustrophobic, meskipun dari segi pencahayaan sih cerah. Ruangan kloset ini dilengkapi tempat sampah, bidet, dan tisu. Sejujurnya, saya ngerasa kurang nyaman ketika buang air di sini. Mungkin karena terlalu sempit.

Fasilitas Umum

Meskipun masuk ke kategori hotel budget, Ibis Budget Asia Afrika punya fasilitas yang cukup mumpuni buat akomodasi di kelasnya. Di lantai lobi, ada restoran yang menyajikan makanan untuk sarapan. Ukurannya cukup luas, dengan furnitur warna-warni bergaya minimalis yang membangun suasana ceria. Di samping restoran, ada area duduk dengan pohon-pohon artifisial.

IMG_20181019_142226_HHT
Restoran hotel
IMG_20181019_142218
Restoran hotel
IMG_20181019_142213
Restoran hotel

Dalam kunjungan kedua, saya mengalami kejadian yang agak kurang menyenangkan dan merepotkan. Waktu itu, saya pesan makanan sore-sore pakai layanan antar. Karena ada restoran di lantai lobi, saya memutuskan untuk makan di restoran itu dan pakai piring dan sendok dari sana. Meskipun restoran lagi kosong dan nggak ada tamu, saya dilarang buat makan di restoran itu karena katanya restoran itu khusus buat yang mau beli menu makanan dari hotel. Tapi, saya diizinkan pinjam piring dan alat makan buat dibawa ke kamar. Buat saya sih policy macam gini merepotkan, terlepas dari apa pun alasan yang mereka punya. Rupanya hotel ini mengadopsi juga aturan “dilarang membawa makanan dari luar”.

Berada di CBD-nya Bandung, hotel ini menunjang kebutuhan produktivitas pengunjung dengan menghadirkan empat meeting room dengan ukuran terluasnya 188 meter persegi yang bisa menampung maksimal 100 orang. Seingat saya, ruang rapat ini ada di lantai-lantai teratas gedung (saya lupa lantai berapanya, tapi saya pernah iseng main ke lantai-lantai atas).

Lokasi

Buat para wisatawan, hotel ini bisa jadi opsi yang tepat karena jaraknya dekat dari kawasan Alun-Alun Bandung. Di kawasan itu sendiri ada open space luas dengan rumput sintetis, Masjid Raya Bandung, dan shopping street Dalem Kaum dan Kepatihan. Hotel ini juga hanya berjarak sekitar 5 menit kalau berkendara ke Museum Konferensi Asia Afrika dan Jalan Braga.

Lokasi hotel ini berada di Jalan Asia Afrika pre-Preanger. Ini artinya ada banyak gedung perkantoran di sekitar hotel dan suasananya pun relatif lebih tenang. Akses ke minimarket terdekat sekitar 10 menit dengan jalan kaki. Dari Stasiun Bandung, hotel ini bisa dicapai dengan berkendara selama sekitar 10 menit. Kalau dari Bandara Husein Sastranegara, kira-kira 20 menitan. Ya, tergantung kondisi lalu lintas sih pada akhirnya.

Kesimpulan

Dengan rate mulai dari 300 ribu rupiah per malam (berdasarkan Tripadvisor), Ibis Budget Asia Afrika bisa jadi opsi hotel murah di Bandung, terutama buat para backpacker. Lokasinya prima, memungkinkan kita buat pergi ke pusat kota Bandung dengan mudah. Di sisi lain, suasana di sekitar hotel pun relatif lebih tenang karena masih berada di kawasan CBD (Asia Afrika pre-Preanger).

Untuk tamu yang nggak rewel, ukuran kamar mungkin nggak jadi masalah, terutama kalau menginap sendirian. Hanya saja, dengan luas 13 meter persegi dan penempatan shower box yang terlalu “vulgar”, mungkin akan sedikit kurang nyaman sih. Desain interior kamar untungnya “menyegarkan”, dengan balutan warna putih dan lemon green yang ceria dan menggemaskan.

Fasilitas penunjang hotel juga cukup bagus untuk level budget hotel. Ada restoran hotel di lantai lobi dan empat meeting room untuk menunjang kebutuhan bisnis. Hanya saja, saya nggak suka dengan policy yang melarang saya untuk menghabiskan makanan pesanan lain di restoran hotel, hanya karena saya nggak beli makanan dari hotel. Mereka kasih pinjam alat makan memang, tapi dengan kondisi kamar yang sempit dan meja kerja yang kurang representatif, in-room dining bakalan ribet.

Pros & Cons

👍🏻 Pros

  • Lokasinya strategis. Dekat ke pusat kota, terutama kawasan Alun-Alun Bandung dan Jalan Braga.
  • Meskipun di pusat kota, suasana di sekitar hotel relatif lebih tenang.
  • Rate-nya terjangkau. Cocok buat backpacker yang pengen nginep murah di private room (bahkan bisa menampung tiga orang kalau pilih tipe kamar 1 double bed with bunkbed).
  • Ada meeting room, cocok buat pebisnis yang ingin cari opsi hotel murah di Bandung.

👎🏻 Cons

  • Penempatan dan desain shower box kurang pas, bikin mandi rasanya kurang nyaman.
  • Beberapa fasilitas perlu diperbaiki (mis. lampu di kepala shower).
  • Ukuran kamar sempit, dan penempatan furnitur pun bikin kamar terasa makin kecil.
  • “Bilik merenung” terlalu tertutup dan terasa claustrophobic, bahkan ketika lampu dinyalakan.
Penilaian

Kenyamanan: 😌😌😌😶⚪️
Desain: 😆😆😆⚪️⚪️
Lokasi: 🤩🤩🤩🤩😶
Harga: 💰💰

One thought on “Review: Ibis Budget Asia Afrika”

Leave a comment